Jenderal Gatot Sang Pemecah Ombak

MANTAN Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Gatot Nurmantyo sudah menikmati hari-hari pensiunnya.


Berbagai kegiatan dilakukannya, salah satunya silaturahmi ke tokoh-tokoh  politik dan agama, juga mendatangi beberapa media massa nasionla maupun lokal.

Gatot mengaku sudah mendedikasikan semua pikiran untuk TNI. Kini, sudah saatnya dirinya Merdeka dengan sepenuh waktu dan kegiatannya, tanpa protokoler.

Jenderal Gatot menjadi perwira pada 1 Maret 1982 dan pensiun 31 Maret 2018. Selanjutnya yang jadi pertanyaan selepas itu, apakah Gatot akan jadi nyapres kemudian terjun ke politik?

Jawaban sudah jelas, dalam penggalan video di twitter @Nurmantyo_Gatot sinyal Jenderal yang dekat dengan kelompok Islam ini tersirat.

Jenderal Gatot menyebut akan menerima jika amanah itu sejalan dengan kapasitas dan prinsip-prinsip dasar yang diyakininya.

"Tanpa bermaksud jumawa, sekalipun saya hanya prajurit purnabakti, jika amanah diberikan dan itu sejalan dengan kapasitas dan prinsip-prinsip dasar yang saya yakini, tentu saya akan dengan tulus ikhlas melanjutkan pengabdian pada ibu pertiwi," ungkapnya.

"Pada akhirnya, sejalan dengan jiwa keprajuritan yang terus melekat erat, apabila Republik ini memanggil dan rakyat menghendaki, tentunya dengan semangat patriotisme saya akan selalu siap memberikan yang terbaik bagi NKRI yang sangat saya cintai, memberikan bakti sepenuh hati dengan semangat tak kenal menyerah hingga tiba saatnya nanti panggilan Illahi," ujarnya.

Gatot juga santer diduetkan sebagai cawapres dengan sejumlah tokoh, baik itu Presiden Jokowi dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Namun peluang Gatot maju sebagai Capres justru lebih kuat.

Gatot memounyai elektabiltas dalam sejumlah survei tidak kecil, bahkan peluang menyalip elektabilitas calon yang ada bisa saja terjadi. Apalagi publik diramaikan dengan keinginan calon alternatif.

Nah posisi Gatot menjadi menarik sebagai pilihan dari yang ada.

Sang Jenderal pun sudah bertemu seniornya Prabowo Subianto. Pertemuan yang diakui dalam rangka sowan dan mengucapkan terima kasih kepada seniornya itu karena dukungan ketika dirinya menjabat. Dimaknai lain para pendukungnya sebagai sinyal restu.

Pertemuan itu memperkuat sinyalemen Gatot akan didukung Gerindra. Walapun  Prabowo sudah menerima mandat dari Partai untuk maju di Pilpres 2019, namun politik dinamis didetik-detik akhir semua bisa terkejut.

Apalagi PKS, PAN dan PBB, belum sepenuhnya sepakat dengan pilihan Jenderal Kopasus itu maju kembali. Gerakan #GantiPresiden2019 yang dipopulerkan politisi PKS Mardani Ali Sera terus mendapat tempat disebagian masyarakat.

Nah, Gatot bisa menjadi perekat solid konsolidasi partai-partai yang dikenal nyaring terhadap pemerintahan.

Prabowo terkenal sebagai ahli strategi dalam menjadikan orang. 'King Maker' julukan untuk Prabowo, tidak perlu diragukan lagi. Presiden Jokowi yang sebelumnya gubernur DKI, kemudian Basuki Tjahaya Purnama biasa dipanggil Ahok sepaket dengan Jokowi, Gubernur DKI Anies Baswedan dan Sandiaga Uno serta lainnya adalah hasil tangan dinginnya.

PKS, PBB dan PAN juga memberikan sinyal positif untuk Gatot.

Dari komunikasi, Gatot juga nampak nyaman jika dihubungkan dengan Gerindra, PKS, PAN dan PBB itu. Apalagi, kedekatan jenderal ini dengan kelompok muslim 212 juga memperkuat basis dukungan.

Apakah Gatot akan jadi sang pemecah ombak di Pilpres 2019? Semua sangat terbuka.

Terlebih, calon pendampingnya cukup berkualitas ada ekonomi Rizal Ramli, gubernur NTB Muhammad Zainul Mazdi atau biasa dipanggil Turan Guru Bajang, gubernur Jabar Ahmad Heryawan dan gubenur DKI Anies Baswedan.

Akhirnya, tinggal nasib politik yang akan menentukan arah sang Jenderal ini. [***]