. Kegagalan Indonesia di kejuaraan senam artisik bertajuk 15th Junior Artistic Gymnastics Asian Championship (JAGAC) 2018 pada 25-28 April 2018 di Istora Senayan Jakarta meninggalkan pelajaran berharga.
- Tim Ponpes Darul Ulum Mundur dari Liga Santri 2022, Sikapi Profesionalisme dan Sportifitas
- Terima Audensi Apsumsi, Menpora Minta Ada Talenta-talenta Baru yang Hebat
- Kick Off Piala Soeratin U13/15 Digelar, Begini kata Askab PSSI Ngawi
Indonesia sebagai tuan rumah tidak lolos tahap kualifikasi untuk event berikutnya yakni Youth Olympic Games 2018 yang akan digelar di Buenos Aires, Argentina, Oktober 2018.
Ketua I Besar Persatuan Senam Seluruh Indonesia (PB Persani) Ita Yuliati berharap hal ini segera menjadi perhatian pemerintah. Pasalnya, sampai saat ini Persani belum memilik veneu latihan terpusat untuk mengasah kemampuan para atlet muda.
"Gimana prestasi mau meningkat kalau misalnya semua sarana tidak difasilitasi, sekarang kami sudah punya dua alat lagi jadi saya mohon kepada pemerintah tolong. Kami mohon diperhatikan masalah veneu, tempat latihan. Karena dulu kami pernah punya veneu tapi sekarang tidak punya. Ini yang jadi masalah besar buat kami," ujar Ita di Istora Senayan, Sabtu malam (28/4).
Meski demikian, Ita tetap optimis meski hasil kurang memuaskan yang diterima kontingen Indonesia dalam event ini dapat menjadi pembelajaran bagi seluruh pihak.
"Kami harus banyak introspeksi terutama kepada para pelatih mempunyai program yang strategis bagaimana meningkatkan prestasi atlet kami, juga introspeksi kepada team work," tambahnya seperti diberitakan Kantor Berita Politik RMOL.
JAGAC 2018 merupakan test event untuk roadshow to Asian Games 2018 dimana fasilitas di Istora secara keseluruhan digunakan, dan nantinya dievaluasi bila ada kekurangan. [dzk]
- Bima Sakti Pastikan Pemain Timnas Indonesia Siap Melawan Ekuador
- Cari Atlet Muda Berbakat, Pemkot Surabaya Gelar Voli Piala Wali Kota 2022
- Menuju Piala Dunia 2038, Marciano Norman: Diawali dari Pembinaan Sepakbola Usia Muda