Ajaib Kalau Mahathir Tumbangkan Najib

RMOLBanten. Hari ini, Malaysia menggelar Pemilu. Mungkinkah Mahathir Muhammad yang didukung Koalisi Pekatan Harapan mampu menumbangkan Najib Razak? Ajaib kalau sampai itu kejadian.


Ada beberapa faktor yang membuat Najib sulit ditumbangkan. Pertama, sejak merdeka pada tahun 1957, perpolitikan Malaysia mayoritas diisi koalisi Barisan Nasional (BN) dan partai utamanya, United Malays National Organisation (UMNO). UMNO saat ini sudah jelas dikuasasi Najib. Dulu, memang Mahathir juga pernah menguasasi UMNO.

Kedua, isu korupsi tak cukup membuat Najib rontok. Isu itu sudah meredup. Kubu oposisi pun sampai membelokkan isu ini ke persoalan biaya kebutuhan hidup yang tinggi, terutama bahan makanan.

Berikutnya, Najib dan BN didukung suara mayoritas Melayu Muslim yang umumnya sangat mendukung pemerintah. Dengan mencapai 60 persen dari 32 juta penduduk Malaysia, tentunya mereka adalah basis suara yang kuat. Sementara oposisi secara tradisional bergantung pada etnis China, India dan kelompok minoritas lainnya.

Lembaga Survei Merdeka Centre sempat mengungkapkan adanya tren peralihan dukungan pemilih Melayu ke oposisi. Namun, jumlahnya tidak akan cukup mengalahkan koalisi BN.

Upaya Najib mempertahankan kekuasaan dibantu dengan ekonomi yang membukukan tingkat pertumbuhan tahunan terbaiknya selama tiga tahun di 2017 pada 5,9 persen. Perekonomian Malaysia mengambil keuntungan dari bantuan tunai Najib kepada masyarakat berpenghasilan rendah, yang mendongkrak daya beli dan membuat ledakan ekspor.

Kenaikan harga minyak baru-baru ini juga ikut membantu, karena Malaysia adalah satu-satunya pengekspor minyak di antara negara-negara besar di Asia.

Rakyat Malaysia tampaknya lebih ingin mempertahankan fasilitas keistimewaan dari pemerintah ketimbang mengurusi isu lain. Hal lain yang mempersulit Koalisi Pakatan Harapan adalah ambang batas elektoral yang cenderung menguntungkan para kandidat UMNO.

Dalam pemilu 2008, koalisi BN kehilangan mayoritas di parlemen. Hasil buruk juga didapat pada 2013. Namun koalisi masih mendapat 60 persen kursi parlemen karena sistem elektoral yang menjadikan suara warga pedesaan, yang selama ini cenderung mendukung koalisi, lebih kuat dari kaum urban.

Satu-satunya peluang Mahathir adalah meraup suara Melayu yang kemungkinan akan terpecah antara koalisi pemerintahan, oposisi, dan Islamis yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Hal ini pernah disinggung Najib. Dalam pidatonya, Najib menuduh Mahathir yang nyaris berusia 93 tahun itu digunakan pihak oposisi untuk memecah belah komunitas Melayu.

"Dia perdana menteri selama 22 tahun. Dia memiliki pengaruh besar atas warga Malaysia. Namun kita memilih pemerintah untuk 30 tahun mendatang, kita tidak ingin membalikkan jam, kembali ke masa represi dan kronisme yang kapitalis," ujar Najib.

Najib hakul yakin bakal memenangkan Pemilu. Keyakinan itu didasarkan pada tur-tur kampanye yang telah dilakukannya ke berbagai penjuru Malaysia, juga berdasarkan keterangan dari para pemimpin UMNO di setiap lokasi sejak masa kampanye dimulai pada 28 April lalu.

Dalam pemilu Malaysia ke-14 hari ini, Najib juga akan bertarung mempertahankan kursi parlemen wilayah Pekan. Najib telah menyandang kursi parlemen dari Pekan sejak 1976.

"Insya Allah, kita bisa menang besar jika kita bisa mempertahankan kursi-kursi (parlemen) yang telah berada di tangan kita," ujar Najib seperti dilansir media Channel News Asia, kemarin.

"Tanggung jawab saya, sebagai ketua BN, meliputi (apa yang terjadi) di seluruh negara mulai dari Perlis menuju Sabah. Dan tentu saja, apa yang ada dalam pikiran saya bukan hanya tentang situasi di Pekan, namun juga bagaimana kira bisa mengamankan cukup banyak kursi untuk membentuk pemerintahan yang kuat," imbuh Najib.

Sementara Mahathir yang terkenal dengan upayanya mengubah Malaysia menjadi macan ekonomi Asia selama memimpin, berusaha mengambil simpati para pemilih oposisi dengan menyebut akan menyerahkan kekuasaan kepada eks muridnya, Anwar Ibrahim, dalam waktu dua tahun.

Anwar, wakil Mahathir dan pewaris tahta pada 1990-an, dipecat pada 1998 karena perbedaan pandangan politik, dan kemudian dipenjarakan karena tuduhan sodomi dan korupsi, yang selalu dibantahnya. Mahathir sendiri pernah mengatakan, dia akan mencari pengampunan untuk Anwar, yang memungkinkan dia mencalonkan diri untuk pemilihan dan berpotensi, untuk jabatan tertinggi.

Anwar Ibrahim meminta warga Malaysia memilih Mahathir. "Saya meminta Anda bergabung dalam gerakan rakyat menuntut perubahan," imbau Anwar, dalam pernyataan yang dibuat dari rumah sakit di Kuala Lumpur, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (8/5).

Anwar harus dirawat di rumah sakit setelah beberapa bulan lalu menjalani operasi bahu. Dalam pemungutan suara hari ini, pemilih akan memilih 222 anggota parlemen serta anggota dewan negara di 12 dari 13 negara bagian. [RM]