Dilan Di Musim Obral Janji

PILKADA sudah memasuki tahapan kampanye personal pasangan calon (Paslon).


Momen ini jadi salah satu yang paling ditunggu masyarakat. Kadang orang intelek menyebut dengan istilah disinilah 'esensi demokrasi'. Ampunnn berat.

Lalu, soal Apa? 

Ya soal ringan ucapan, soal obral janji, soal memperbaiki ekonomi, soal memperbaiki tatanan dan soal-soal yang lainnya. Pokoke soal bisa membalikan keadaan dalam sekejap, yang semula tidak baik menjadi baik, begitu seterusnya.

'Jangan bikin janji, berat. Nanti ditagih. Biar aku saja yang berjanji' 

Kira-kira begitulah Bung Joker membuat kutipan yang terinpirasi dari Film Dilan 1990. Mungkin juga bisa cocok dengan para Paslon Gubernur, Bupati dan Walikota berikut pasangannya yang lagi heboh-hebohnya obral janji.

Dimana Masyarakat?

Ya masyarakat ada dimana-mana. Setidaknya bergembira ria karena banyak tontonan gratis dari para pengobral janji ini.

Masyarakat bisa bergoyang dengan dangdutan, masyarakat bisa tertawa dengan lawakan. Dari artis kota sampai artis ibu kota. Heboh pastinya gaes.

Kalau liat itu, walau ada dimana-mana, sejatinya masyarakat hanya jadi tim pemandu sorak atau biasa disebut 'tim hore'.

Kumpul-kumpul dengan jumlah massa besar tidak lebih karena mesin partai atau timses yang menggerakan bukan karena keinginan pribadi.

Senang karena Paslon atau senang karena dangdutan, satu hal yang perlu diuji lembaga survei. Hehe.

Makna Dilan

Banyak makna yang terkandung dalam Film Dilan 1990 dan Milea pada zamannya.

Terbukti sampai zaman now, kutipan-kutipan Dilan kerap dimanfaatkan dari orang biasa sampai kalangan politisi, eksekutif, juga yudikatif tak mau ketinggalan. Kedalaman makna dalam film Dilan membuat para generasi zaman old menjadi lebih bergairah.

Buat Paslon, apakah janji hanyalah janji. Setelah menang mereka lupa dengan janjinya yang berjibun. Daerah tetap berjalan apa adanya. Semoga tidak tentunya.

Kalau sama, baiknya Paslon berkaca dari hikayat Sangkuriang yang bisa membuatkan perahu dan telaga (danau) dalam waktu semalam dengan membendung aliran Sungai Citarum.

Bedanya Sangkuriang bisa membuktikannya, walaupun kemudian dihancurkan kembali. Sementara Paslon janji kebanyakan, tinggalah cerita.

Kiranya ada baiknya para Paslon ini berkaca dari lagu yang dinyanyikan Afghan bahwa janji itu suci, (Janji Suci).

Bukan nyanyikan lagunya karena akan belagu nantinya. Tapi Maknai isinya.

Semoga Pilkada Serentak tahun ini tidak seperti itu ya... [***]