Harga Kebutuhan Sering Naik Akibat Kurang Pengawasan

RMOLBanten. Sejumlah kebutuhan pokok diprediksi akan mengalami kenaikan, menyusul datangnya bulan Ramadhan dan lebaran. Naiknya harga kebutuhan itu juga dikarenakan kurangnya pengawasan.


"Kan biasanya yang turun (tim) seminggu sebelumnya (Ramadhan). Kita sudah turun dari April. Ini (Banten) yang ke-33, tinggal Senin kita pantau dan rapat di DKI. Kita akan hilangkan yang biasa (tahun-tahun sebelumnya)," katanya.

Ia menjelaskan, saat ini pihaknya bersama tim di lapangan terus melakukan monitoring, termasuk mengecek ketersediaan dan pergerakan harga. Srie juga mengaku telah meminta kepada produsen untuk melebihkan produksinya.

"Kita sudah minta kepada pihak produsen agar menyiapkan 20 persen lebih dari yang biasanya untuk minyak goreng kemasan. Sekarang daging sapi, ada juga daging beku, artinya kita sudah antisipasi, sehingga tidak naik. Memang artinya kita akan pantau day to day. Pasti itu (harga) akan turun lagi, kalau kita rajin turun ke pasar," janjinya.

Disinggung mengenai ketersediaan sembako, pihaknya menjamin sampai jelang Ramadhan dan pasca idul fitri masih tersedia. Namun demikian, dari hasil turun ke lapangan ditemukan pedagang yang menjual harga beras medium di atas rata-rata Harga Eceran Tertinggi (HET).

"Di Rau, memang tadi saya menemukan pedagang menjual beras medium diatas HET yang telah ditetapkan. Tapi di Pasar Anyar (Kota Tangerang, red) justru pedagang eceran menjual berasnya di bawah HET. Mereka jual Rp9.500 per kilogram," ujarnya.

Atas kondisi harga beras medium di atas HET tersebut, Srie telah meminta kepada Bulog setempat untuk melakukan intervensi dengan melakukan operasi pasar. "Kalau rutin dilakukan oleh Bulog menjual beras medium ke Rau, saya yakin harganya akan turun. Dan ini akan terus kami pantau," ungkapnya.