Kemenangan Mahathir Muhammad

SEMULA mayoritas pengamat politik memperkirakan koalisi partai pendukung pemerintah Malaysia, Barisan Nasional yang dipimpin Najib Razak, masih akan memenangkan pemilu Malaysia 2018 dalam melawan koalisi oposisi Pakatan Harapan yang dipimpin Mahathir Mohamad.


MM juga berkampanye dengan ideologi yang sudah dianggap anakronis  alias ketinggalan zaman globalisasi yaitu ideologi nasionalisme yang mengutamakan kedaulatan ekonomi.

Mematahkan Mitos

Namun fakta membuktikan bahwa koalisi oposisi Pakatan Harapan di bawah pimpinan Mahathir Muhammad berhasil memenangkan pemilu Malaysia 2018.

Kemenangan MM mematahkan sekaligus dua mitos yaitu mitos lansia pasti tidak dipilih oleh rakyat generasi jamanow yang alergi kaum jamanout serta mitos ideologi nasionalisme sudah ketinggalan zaman ditelan gelombang globalisasi.

Mengingat kedekatan geografis mau pun kebudayaan Indonesia dengan Malaysia maka layak diterangai bahwa hasil pemilu Malaysia pasti memiliki pengaruh tersendiri terhadap peta politik Indonesia.

Kedaulatan Ekonomi

Mereka yang ingin dipilih oleh rakyat pada Pilkada 2018 dan Pilpres 2019 sebaiknya menyesuaikan diri dengan kehendak rakyat yang ternyata masih menghendaki  pemimpin yang memiliki semangat kedaulatan ekonomi demi menegakkan pilar-pilar ketahanan yang melindungi ekonomi nasional dari angkara murka imperialisme ekonomi asing.

Memang Indonesia membutuhkan suntikan modal asing namun seyogianya jangan pasrah menyerahkan diri bulat-bulat untuk tunduk kepada kehendak investor asing yang wajar pasti lebih mengutamakan kepentingan diri mereka sendiri.

Para pemimpin ekonomi Indonesia harus tetap mengedepankan kepentingan ekonomi bangsa sendiri ketimbang bangsa asing sesuai semangat Berdikari Bung Karno yang sangat dikagumi Mahatir Muhammad sehingga menyebut diri sebagai Little Soekarno”.

Diskriminasi Usia

Fakta bahwa Mahathir Muhammad pada usia 92 tahun terbukti terpilih kembali oleh rakyat Malaysia untuk menjadi Perdana Menteri tertua di planet bumi jamanow merupakan bukti tak terbantahkan bahwa kaum lansia sebenarnya masih mampu mempersembahkan karsa dan karya terbaik bagi negara, bangsa dan rakyat.

Sudah tiba saatnya, bangsa Indonesia menghentikan diskriminasi usia yang meyakini bahwa kaum lanjut usia pasti sudah kadaluwarsa alias tidak berguna bagi nusa dan bangsa akibat pasti sudah tidak mampu produktif lagi.

Apabila Mahathir Muhammad pada usia 92 tahun masih mampu berperan dalam kepemimpinan kerajaan Malaysia, maka BJ Habibie, Amien Rais, Megawati Soekarnoputeri, Wiranto, Hidayat Nurwahid, Susilo Bambang Yudhoyono, Jusuf Kalla yang de facto lebih muda usia ketimbang MM juga, apabila diberi kesempatan, masih mampu berperan dalam kepemimpinan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Merdeka!. [dzk]



Penulis tidak setuju diskriminasi agama, ras, etnis, suku, jenis kelamin dan usia