RMOLBanten. Ini rasanya bukan kesimpulan yang begitu mengejutkan. Kaitan antara ruang kerja dengan kondisi kesehatan fisik dan psikis seseorang sudah sering dibicarakan.
- Meski Legalkan Ganja Medis, Thailand Tetap Larang Rokok Elektrik Mengandung Ganja
- Menkes Didesak Cantumkan Semua Vaksin Halal Dalam Program Booster
- Varian Delta Tidak Tebang Pilih, Lansia Atau Muda Tetap Berisiko
Menurut studi itu, semakin lama bekerja dengan seseorang yang membuat Anda stres, semakin besar kerusakan mental yang bisa dialami seseorang.
Menurut Quartz, data dari Asosiasi Psikologi Amerika memperlihatkan bahwa dari 75 persen warga Amerika yang mengatakan bos adalah penyebab stres di lingkungan kerja, sebesar 59 persen memilih tidak meninggalkan tempat kerja.
Data statistik memperlihatkan mereka yang bertahan itu pada akhirnya terbiasa dengan pekerjaan mereka walaupun mereka tidak bahagia. Mereka tidak termotivasi untuk mencari tempat kerja yang mungkin lebih baik.
Peneliti dari Harvard Business School and Stanford University menyimpulkan bahwa bos yang buruk lebih berbahaya dari rokok. Mereka mengumpulkan 200 hasil studi sebelumnya dan menemukan fakta bahwa stres di tempat kerja bisa merusak seperti dampak yang dihasilkan asap rokok.
Namun juga disebutkan bahwa dalam beberapa kasus, masalah dengan bos seringkali hanya persoalan suka atau tidak suka.
Studi tersebut juga menawaran strategi yang bisa diambil karyawan yang berada pada situasi sulit di tempat kerja.
Pertama,
bikin goal harian dan berusaha lah sekuat mungkin untuk mencapainya.
Begitu Anda bisa menyelesaikan goal harian, perasaan Anda bisa jauh
lebih baik. Kedua, matikan email dan telepon genggam Anda selama akhir
pekan atau di saat tidak bekerja. Ini bisa membantu Anda meningkatkan
kembali baterai personal untuk menghadapi hari-hari berikutnya. [guh]
- Jakarta Catatkan Kasus Kematian Covid-19 Nol
- Masa Sosialisasi Penerapan Aturan Baru, KAI Daop 8 Surabaya Tolak 1.564 Pelanggan Tak Penuhi Syarat
- Indonesia Butuh 30 Ribu Dokter Spesialis