Kumbakarna

DARI kisah Mahabharata, saya paling mengagumi tokoh Bisma Dewabrata yang senantiasa siap mengorbankan diri untuk negara, bangsa dan rakyat Hastinapura sehingga para dewata menganugerahkan kesaktian untuk menentukan saat mati diri sendiri.


Pada saat Rahwana kehabisan punggawa mau pun para anggota keluarganya ketika melawan laskar wanara di bawah pimpinan Hanuman sebagai jendral angkatan bersenjata Rama maka harapan satu-satunya yang tersisa adalah adiknya yaitu Kumbakarna.

Rahwana datang ke goa di mana Kumbakarna tidur berkelanjutan untuk membangunkan Kumbakarna.

Upeti

Rahwana membawa hidangan makanan yang digemari Kumbakara sebagai semacam upeti atau suap untuk adiknya. Kumbakarna segera melahap habis segenap makanan yang dihidangkan oleh kakaknya.

Setelah kenyang, Kumbakarna bertanya ada apa Rahwana datang menemui dia. Rahwana menjawab bahwa dia butuh bantuan Kumbakarna untuk melawan laskar Rama.

Kumbakarna menjawab bahwa bencana yang dihadapi Rahwana merupakan kualat akibat angkara murka Rahwana menculik Shinta isteri Rama, maka Kumbakarna tidak mau membantu kakaknya.

Rahwana langsung marah sambil mencacimaki Kumbakarna tidak tahu budi telah memakan segenap makanan yang dihidangkan sang kakak kepada sang adik. Kumbakarna langsung mengerahkan kesaktiannya untuk memuntahkan kembali segenap makanan yang disajikan Rahwana. Rahwana terkejut lalu langsung menangis tersedu-sedu sebab permintaannya ditolak adiknya.

Bela Negara, Bangsa, Dan Rakyat

Melihat kakaknya menangis tersedu-sedu, Kumbakarna merasa kasihan lalu bersabda Saya tidak akan melawan musuh demi membela kamu yang jelas bersalah. Namun saya akan melawan musuh demi membela negara, bangsa dan rakyatku . Langsung Kumbakarna berangkat ke medan perang demi membela negara, bangsa dan rakyat Alengkadiraja.

Segenap laskar wanara di bawah pimpinan Hanuman termasuk Hanuman sendiri terbukti kewalahan akibat tidak mampu melawan kesakti-mandragunaan Kumbakarna yang memang tidak terkalahkan oleh siapa pun.

Hanya atas bocoran rahasia titik kelemahan Kumbakarna yang dibocorkan oleh adik bungsu Rahwana, Gunawan Wibisana yang berkhianat berpihak ke Rama, barulah panah Rama berhasil menewaskan Kumbakarna.

Wayang Purwa

Demikian kisah Kumbakarna menurut Ramayana versi India yang di persada Nusantara berkembang menjadi Wayang Purwa. Istilah versi India” penting ditegaskan sebab ada pula Ramayana versi Srilanka yang dahulu disebut sebagai Alengka oleh masyarakat India.

Logis bahwa versi Srilanka bertolak belakang dengan versi India, maka pada Ramayana versi Srilanka: Rahwana tokoh baik, sementara Rama tokoh jahat.

Semua itu membuktikan bahwa kebenaran adalah kontekstual akibat relatif dan subyektif tergantung dari sisi apa dan siapa dipandang. Maka Kumbakarna bukan membela kebenaran namun membela negara, bangsa dan rakyatnya. [dzk]

Penulis adalah pembelajar Wayang Purwa