Malumologi Dursasana

DALAM arus penelitian Malumologi, saya menemukan seorang tokoh paling memalukan di dalam legenda Wayang Purwa yaitu Dursasana.


Wajar bahwa dalam permainan judi Sengkuni yang super curang berhasil mengalahkan Yudistira yang super jujur. Maka Kurawa euforia bergembira-ria memperoleh kerajaan Indraprasta berikut Pandawa Lima plus istri Yudistira yaitu Drupadi.

Putera nomor dua Kurawa, Dursasana tersohor di antara seratus Kurawa  paling tidak tahu malu akibat tidak punya urat malu merasa mentang-mentang sudah menang judi maka Drupadi sudah menjadi hak milik Kurawa. Maka Dursasana berniat mempermalukan Drupadi dan Pandawa Lima dengan berusaha membuka busana Drupadi disaksikan segenap hadirin balairung istana Hastinapura.

Ternyata para Dewata melindungi Drupadi dari angkara murka permaluan Dursasana dengan menciptakan busana Drupadi berlapis-lapis tanpa batas sehingga Dursasana gagal mempermalukan Drupadi di depan umum.

Akhirnya justru Dursasana yang mempermalukan diri sendiri dengan jatuh terkulai akibat lemas kelelahan gagal membuka busana yang berlapis-lapis tanpa batas menutupi tubuh Drupadi.

Sumpah Drupadi

Pada saat keajaiban sekaligus keaiban itu Drupadi melepas sanggul rambutnya lalu bersumpah tidak akan menyanggul rambut panjang mengurainya sebelum keramas dengan darah Dursasana . Bima menyambut sumpah Drupadi dengan bersumpah membunuh Dursasana agar Drupadi dapat mencuci rambut dengan darah Dursasana.

Menjelang akhir Bharatayudha, sebelum membunuh Suyudana, Bima berjaya benar mewujudkan sumpah membunuh Dursasana. Kemudian Bima langsung menyerahkan jasad Dursasana yang berlumuran darah segar kepada Drupadi agar isteri Yudistira yang telah bertahun-tahun bersabar tidak  menyanggul rambut panjangnya dapat mewujudkan sumpah untuk mandi keramas dengan darah putera ke dua Kurawa.

Dursasana merupakan tokoh Kurawa yang paling memalukan sebab pengecut hanya berani terhadap kaum perempuan dan gagal mempermalukan Drupadi yang dilindungi para Dewata.

Kendali Akhlak

Dursasana secara sangat mempermalukan diri sendiri akhirnya dibunuh oleh Bima dan darahnya digunakan untuk keramas rambut Drupadi nan panjang mengurai.

Pada hakikatnya kisah Dursasana dan Drupadi merupakan pelajaran malumologis bagi segenap umat manusia agar malu berjudi dan niscaya menggunakan rasa malu sebagai kendali akhlak secara Empan-Papan dengan senantiasa bersikap Ojo-Dumeh serta Eling Lan Waspodo agar tidak melanggar mashab Ngono Yo Ngono Ning Ojo Ngongo. [***]


Penulis adalah pendiri Pusat Studi Malumologi