Teguh Santosa: Saatnya Yang Muda Unjuk Karya Dan Mengabdi

Kongres XXIV Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) sudah di depan mata. Siapakah kelak menjabat ketua umum PWI 2018-2023 melanjutkan tongkat estafet Margiono yang telah dua periode memimpin organisasi wartawan terbesar di Tanah Air.


Kongres PWI akan dilangsungkan di Solo pada 27-30 September mendatang.

Nama-nama pegiat jurnalistik pun mulai muncul sebagai bakal calon ketum PWI Pusat untuk dipilih dalam kongres. Nama yang muncul tentunya bukan yang asing dalam dunia jurnalis. Salah satunya adalah tokoh jurnalis yang kini menjadi Pemimpin Umum RMOL.co Teguh Santosa.

Teguh Santosa bukan nama yang asing bagi kita. Sebagai ketua bidang luar negeri PWI dalam lima tahun terakhir, Teguh membawa panji PWI ke berbagai forum internasional.

Teguh memulai karier sebagai wartawan di Harian Rakyat Merdeka sejak lulus kuliah di Universitas Padjajaran pada tahun 2000. Dia selalu membawa semboyan hidup 'Saatnya yang Muda Unjuk Karya dan Mengabdi.'

Namun perkenalannya dengan dunia kewartawanan sudah terjadi sejak dia mulai kuliah di Unpad tahun 1994. Di masa-masa itu, selain menjadi wartawan majalah mahasiswa Polar, Teguh juga kerap menulis artikel di berbagai media lokal dan nasional. Dia memimpin Majalah Polar di era 1997-1999.

Di awal kariernya di Rakyat Merdeka, Teguh kerap ditugaskan untuk meliput berbagai peristiwa politik skala internasional seperti perang Afghanistan (2001), perang Irak (2003), ketegangan nuklir Korea Utara (2003), transisi politik Malaysia (2003), hingga krisis politik Lebanon (2005).

Pada kurun 2002-2005, Teguh bertanggung jawab pada keredaksian di halaman utama Rakyat Merdeka. Tahun 2005, bersama pemimpin Rakyat Merdeka Margiono, Teguh mendirikan Rakyat Merdeka Online. Selain mencintai pekerjaannya sebagai wartawan, Teguh juga mencintai dunia pendidikan.

Pada tahun 2007-2009, berbekal beasiswa dari Ford Foundation, Teguh menempuh pendidikan S2 di University of Hawaii at Manoa (UHM) Amerika Serikat. Di kampus itu, dia memperdalam ketertarikan pada sejumlah subjek seperti studi hubungan internasional, studi konflik dan perdamaian juga studi politik pribumi, dan studi politik Asia Timur.

Kembali ke Indonesia, Teguh memutuskan untuk fokus membesarkan Rakyat Merdeka Online yang kini berkembang menjadi Kantor Berita Politik RMOL.

Selain itu, dia juga memulai karier sebagai tenaga pengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah dan London School of Public Relations Jakarta. Hingga kini Teguh juga tercatat sebagai wakil rektor Universitas Bung Karno (UBK).

Mengenai kedua aktivitasnya itu, Teguh kerap mengatakan dunia kewartawanan dan dunia pendidikan memiliki karakter sama yakni sama-sama setia pada fakta dan memiliki disiplin riset.

Menjadi pengajar di universitas adalah metode yang dipilih Teguh untuk mendekatkan media yang dikelolanya dengan kelompok yang potensial menjadi menjadi pembaca. Selain itu, dengan mengajar di universitas dirinya berkesempatan merekrut fresh graduate untuk bekerja di RMOL. [wah]