TKI Dieksekusi Mati Karena Tidak Ada Lapangan Pekerjaan

Eksekusi mati tenaga kerja Indonesia (TKI), Tuty Tursilawati di Arab Saudi sebenarnya tidak perlu terjadi jika pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan di dalam negeri.


"Banyak TKI di luar negeri ya tidak bisa mendapatkan pekerja di daerahnya. Jangan sampai pemerintah membuka lapangan kerja namun yang jadi pekerja malah tenaga kerja asing," kata Anggawira dilansir Kantor Berita Politik RMOL.

Tidak hanya itu, menurut Anggawira, pemerintah perlu meningkatkan kompetensi TKI yang akan bekerja di luar negeri.

"Perlu ada concern pemerintah untuk membekali para TKI yang akan bekerja di luar negeri dengan kompetensi dan skill yang mumpuni, sehingga nantinya mereka tidak hanya menjadi unskilled labor," kata Caleg DPR RI Partai Gerindra dapil Jabar VIII ini.

Terkait besarnya jumlah TKI yang bekerja di luar negeri serta devisanya bagi Indonesia, disebutkan Anggawira, bahwa di Indramayu saja per November 2018 terdapat 16.896 orang TKI.

(jumlah) itu meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Di sisi lain, tiap tahun ada sekitar Rp 13 triliun dana yang masuk ke Indramayu. Ini sangat besar," lanjutnya.

Seorang TKI di Arab Saudi, Tuty Tursilawati dieksekusi mati oleh Pemerintah Arab Saudi. Tuty sendiri didakwa hukum mati karena memukul majikannya, Suud Malhaq Al Utibi hingga tewas dengan kayu. Kejadian berlangsung di rumah Malhaq, di Kota Thaif pada 11 Mei 2010. Tuty juga dituduh membawa lari perhiasan.

Ibu Tuty, Iti Sarniti berkeyakinan anaknya tidak berniat membunuh majikannya, melainkan membela diri. Setelah membunuh majikannya, Tuti berusaha kabur dari rumah namun bertemu dengan sembilan orang pria yang kemudian melakukan pelecehan seksual terhadapnya.[aji