Soekarwo Bocorkan Strateginya ke Para Gubernur

Gubenur Jawa Timur, Soekarwo berbagi resep sukses meningkatkan perdagangan antar daerah kepada para gubernur se-Indonesia.


Seperti diketahui, perdagangan antar daerah yang di Jatim meningkat 133,55 persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Selain itu, neraca perdagangan antar daerah Jatim juga mengalami surplus sebesar Rp. 164,49 triliun pada tahun 2017, serta surplus Rp 101,15 triliun pada semester I tahun 2018.

Gubernur kelahiran Madiun ini menambahkan, implementasi dari strategi tersebut diantaranya adalah membangun 26 Kantor Perwakilan Dagang (KPD) di 26 provinsi di Indonesia. Tujuannya yakni untuk mendukung dan memfasilitasi kerjasama perdagangan, baik antara pemerintah dengan pemerintah dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) dengan KADIN dalam bentuk business to businesss (b to b).

Untuk government to government, lanjut Pakde Karwo, pihaknya melakukan MoU dengan pemerintah provinsi lain. Isi MoU tersebut berupa pertukaran informasi perdagangan, peningkatan pemasaran melalui KPD, pelaksanaan bidang pemasaran, fasilitasi pelaksananaan misi dagang, dan pelaksanaan kerjasama secara teknis lewat KADIN masing-masing daerah.

Untuk b to b, dilakukan promosi kegiatan pameran dagang seperti yang dilaksanakan pada hari ini di Hotel Borobudur. Hasilnya sungguh luar biasa, sampai pukul 11.00 WIB sudah tercapai," lanjutanya.

Strategi berikutnya, sebut Pakde Karwo, adalah melalui kerjasama dengan KADIN dan Cooperative Trading House (CTH) dengan cara memfasilitasi misi dagang ke seluruh Indonesia. Dalam misi dagang tersebut, delegasi Jatim membawa komoditi utama seperti beras, pupuk, buah, sayur, bibit, serta produk olahan makanan dan minuman (mamin). Sedangkan daerah tujuannya memiliki komoditi yang dibutuhkan Jatim, seperti cengkeh, kopi robusta, dan lada.

"Pada tahun 2018, kami melakukan misi dagang dengan beberapa provinsi, seperti Banten, dengan total transaksi Rp. 1,28 triliun. Kemudian ke Sumatera Utara dengan nilai transaksi Rp. 414 miliar. Tak hanya itu, kami juga mengikutsertakan produk-produk lokal serta UMKM kami untuk ikut berpartisipasi dalam pameran di provinsi lain," ujarnya.

Strategi berikutnya, adalah melakukan optimalisasi Sistem Informasi Perdagangan Antar Provinsi (SIPAP). Sistem tersebut memberikan input data dan informasi perdagangan antar provinsi. Sedang outputnya adalah memberikan informasi barang masuk-keluar secara real time, sekaligus memetakan potensi dan kebutuhan antar daerah.

"Outcome-nya adalah daerah dapat mengetahui komoditi subtitusi impor bahan baku atau penolong,” katanya.

Orang nomor satu di Jatim ini menambahkan, strategi berikutnya adalah memperkuat ekonomi digital menyambut revolusi industri 4.0. Salah satu langkahnya dengan menghadirkan digital economy smart system, seperti e-raw material untuk memperkuat Smart Industri. Lalu Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (SISKAPERBAPO) untuk memperkuat Smart Perdagangan.

"Kami juga telah membuat marketplace yang berfungsi sebagai bridging IKM Jatim terhadap marketplace berskala nasional, seperti bukalapak. Kerjasama dengan bukalapak juga telah dituangkan dalam MoU, salah satu poinnya adalah untuk meningkatkan kualitas, potensi, dan mengakomodasi produk IKM kami, serta memperkuat UKM ritel di Jatim dengan membuka Warung Bapok," tutupnya.[aji