PT URD Gresik Gunakan Gas PGN

PT Unggul Regantris Digdjojo (URD) Industri manufaktur peleburan & ekstruksi aluminium profile di Menganti-Gresik yang sebelumnya menggunakan bahan bakar batu bara dan solar, kini menggunakan Compressed Natural Gas (CNG) dari PT Gagas Energi Indonesia Regional 2 (PGN Gagas) dengan volume minimum 30.000 m3/bulan.


"Dengan adanya gas alam sebagai sumber bahan bakar utama, hal pertama yang dapat kami rasakan secara langsung adalah peningkatan signifikan terhadap cleanliness area produksi sehingga meja-meja produksi tidak mudah tertutup debu batubara yang dapat menurunkan kualitas produk,” kata Andre dalam keterangannya yang diterima redaksi, Senin (17/6).

Andre juga mengatakan Penggunaan gas alam juga meningkatkan produktivitas pabrik sehingga lebih efisien dan efektif.

Ia mencontohkan pada mesin oven saat memakai batubara dibutuhkan waktu ageing (pematangan produk) sekitar 8-9 jam sementara dengan memakai gas alam dibutuhkan waktu ageing hanya sekitar 4 jam.

"Tentu hal ini menjadi faktor yang sangat berpengaruh baik dan signifikan terhadap produktivitas kami,” ujarnya.

Ditegaskannya, keyakinannya melakukan investasi peralihan bahan bakar dari batubara ke gas alam merupakan investasi yang tepat  dan menguntungkan. Terutama dalam mendukung visi misi perusahaan untuk terus berkarya dan melakukan ekspansi produk-produk ekspor ke mancanegara.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama mengungkapkan selaku Sub Holding Gas, PGN mempunyai misi menjaga dan memeratakan penggunaan energi baik, yang efisien dan aman.

"Hal tersebut merupakan misi dari segala aksi korporasi PGN Group, tujuannya menciptakan nilai ekonomi yang unggul buat masyarakat maupun pelaku industri,” ungkapnya.

Dia mengatakan selama ini, ongkos energi bagi pelaku industri cukup signifikan mempengaruhi struktur biaya produksi. Dengan kata lain, sambung Rachmat, jika mayoritas industri menggunakan gas alam yang lebih efisien dan aman, maka penghematan yang signifikan akan dikantongi pelaku usaha.

"Dengan efisiensi sektor energi saja, para pelaku industri bisa menghadirkan harga kompetitif buat produknya, atau menyiapkan dana ekspansi,” tuturnya.[isa/aji]