Ini Cara Demokrat "Jual" Upaya Pemakzulan Trump

Partai Demokrat Amerika Serikat berjuang untuk melakukan penyelidikan dan pemakzulan terhadap Presiden Amerika Serikat Donald Trump karena dinilai telah melakukan penyalahgunaan kekuasaan.


Ketua DPR Nancy Pelosi yang berasal dari Demokrat pada Selasa (24/9) meluncurkan penyelidikan formal terkait tuduhan itu. Dengan tuduhan tersebut, Demokrat berjuang untuk menyusun alasan terpadu yang menjelaskan mengapa dia mungkin layak dimakzukan.

Karena itulah mereka berupaya "menjual" pemakzulan itu demi menggalang dukungan atas upaya tersebut.

Di aula Kongres, di jalur kampanye dan di media sosial, banyak politikus Demokrat yang menyuarakan penyelidikan dan pemakzulan atas hal tersebut.

"Ini tentang masa depan. Ini tentang melindungi pemilihan Amerika dan keamanan nasional Amerika. Ini masalah yang saya pikir tidak sulit untuk dipahami," kata Ketua Mayoritas DPR Steny Hoyer pekan ini.

Sementara itu, politikus Demokrat dengan latar belakang militer dan intelijen menggambarkan penyelidikan pemakzulan itu sebagai tugas, bukan perjuangan politik yang mereka sukai.

"Di distrik seperti milik saya, semuanya beresiko," kata perwakilan dari Virginia Abigail Spanberger, yang juga merupakan mantan perwira CIA kepada konstituennya.

Dia menambagkan bahwa tuduhan terhadap Trump adalah ancaman signifikan bagi keamanan nasional.

Namun, di tubuh Demokrat itu sendiri ada suara sumbang yang menilai bahwa tuduhan tersebut akan mungkin menjadi bumerang bagi Demokrat sendiri.

Perwakilan Amerika Serikat Jeff Van Drew, yang merupakan seorang Demokrat New Jersey, mengatakan dia tidak keberatan dengan penyelidikan tersebut. Namun dia mengatakan tidak siap untuk mendukung pemakzulan.

Drew mengatakan dia telah menghadapi beberapa tekanan dari rekan-rekannya untuk berubah pikiran dan bergabung.

"Ini bukan tekanan seperti seseorang yang memojokkan Anda, tetapi itu adalah tekanan seperti 'Wah kita semua melakukan ini bersama-sama, kita semua memiliki pesan yang sama'. Dan itu tidak benar," ujarnya seperti dimuat Reuters. [mkd]