Jatim Semakin Menakutkan Di Pentas Gulat Nasional

Jatim semakin menjadi kekuatan yang menakutkan di pentas gulat nasional. Tim gulat Jatim mendominasi peraihan gelar dan medali pada sejumlah event gulat tanah air, termasuk Kejurnas Senior di Grobogan, Jateng pada 2018 dan kompetisi gulat Pomnas 2019.


Fathur Rahman, pelatih kepala tim gulat Jatim, menyebut anggapan tersebut terlalu berlebihan. Dia mengatakan, kekuatan gulat Jatim masih belum bisa dikatakan di atas daerah-daerah lainnya yang superioritasnya sudah diketahui.

"Kalimantan Timur bisa kesal kalau dikatakan Jatim sudah jauh lebih unggul. Tidak seperti itulah. Kalsel juga menjadi ancaman kuat. Mereka mendatangkan tiga pegulat Bulgaria untuk membantu persiapannya menghadapi Pra PON ini," papar Fathur Rahman dikutip Kantor Berita , Sabtu (19/10).

Fathur menyebut, tekad semua kompetitor menghadapi babak Pra PON ini sama. Yakni, meloloskan sebanyak mungkin pegulatnya.

"Kita belum bicara medali. Sekarang ini semuanya fokus bagaimana bisa lolos dari babak ini dan bertanding di Papua tahun depan. Saya juga berharap, pegulat saya lolos semua di 18 kelas yang dipertandingkan. Itu juga yang diminta pimpinan KONI Jatim. Samalah semuanya," jelas Fathur, yang bersama Buyamin (Kaltim), Zulhaidir (Kalsel) dan Edem Abduraimov (Bulgaria) menangani 18 pegulat Asian Games XVIII/2018.

Jatim mengomentisikan pegulatnya di 18 kelas yang dipertandingkan, yakni 12 putra dan enam putri. Sebagian besar adalah pegulat senior, kombinasi pegulat Asian Games, Kejurnas Grobogan, dan Pomnas. Mereka juga sudah tertempa pada berbagai single-event gulat regional. Jatim diketahui paling intens mengirim pegulat handalnya ke kejuaraan-kejuaraan di mancanegara.

Ke-18 pegulat Jatim yang diterjunkan ke Pra PON 2019 adalah, Hasan Sidik, Supriono, Arif Suro Dinoyo, Agus fajar, Lulut Gilang Saputra, Axel Mannuela Berming untuk gaya Grego. Enam pegulat gaya Bebas putra: Habib Kusairi, Puji Prastyo, Kriesna Eka, Rachmat Hadi, Bayu Billi, Dimas Septo. Enam pegulat gaya Bebas putri: Mutiara Ayuningtias, Shintia Eka Arfenda, Iin Wijatanti, Aifiya Kurniawati, Intan Indah Safitri, Varadisa Septi.

Sementara itu, Ketua Pengprov PGSI DKI Jakarta yang juga Ketua Panpel Pra PON 2019 Steven Setiabudi Musa mengapresiasi tingginya antusiasme daerah untuk mengikuti event ini. Sebab, ajang ini mencerminkan bakal pertarungan di PON 2020, Papua. Eskalasi persaingan yang luar biasa ini sekaligus menjadi momentum untuk peningkatan prestasi para pegulat seluruh daerah ke depannya.

"Daerah-daerah juga menginginkan bisa ditingkatkannya event-event yang berkualitas," ungkap Steven Musa, anggota DPRD DKI Jakarta.[fik/aji]