Hong Kong berada di ujung jurang resesi. Aksi demo yang terus menerus dilakukan oleh masyarakat Hong Kong telah membuat ekonomi negara tersebut resesi.
- Mata Anak Dicungkil oleh Orang Tuanya, Begini Respon MUI
- Masih Pakai Infus, Pasien RSUD Jombang Berniat Kabur
- Penusuk Ustaz Syekh Ali Jaber Diamankan Di Polsek Tanjungkarang Barat
Aksi tersebut mampu menghambat kinerja seperti ekspor yang menjadi salah satu penggerak roda ekonomi. Belum lagi ditambah dengan perlambatan ekonomi dunia.
Kini Hong Kong telah jatuh ke dalam resesi pada kuartal ketiga tahun ini. Ekonomi Hong Kong melemah 3,2 persen sejak Juli hingga September. Perlambatan ekonomi ini jauh lebih buruk dari yang telah diperkirakan oleh para ekonom, membuat pemerintah menjadi pesimis.
Ekonom memperkirakan bahwa sepanjang tahun 2019 ini, Hong Kong akan kehilangan target pertumbuhan ekonomi tahunan mereka sebesar 0 hingga 1 persen, dan efek penurunan ekonomi ini dapat berlanjut hingga tahun depan.
Apakah resesi Hong Kong berdampak besar bagi perekonomian Indonesia?
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah Redjalam mengatakan resesi Hong Kong tidak akan berdampak signifikan terhadap ekonomi Indonesia.
"Dampaknya terhadap Indonesia saya kira tidak terlalu signifikan. Apalagi nanti ekonomi Hong Kong juga akan segera pulih," kata Piter, melansir Reuters.[aji
- Gerebek Pesta Narkoba di Twin Tower Hotel, 10 Tamu Diamankan
- Sebelum Diamuk Massa, Ade Armando Diumpat Emak-emak Hidupnya Tidak Berkah
- Diduga Terlilit Rentenir, Seorang Ibu di Madiun Tenggak Racun di Hadapan 2 Anaknya hingga Meninggal