BPBD Jatim Tebar Benih Dari Udara Di Lahan Gundul, Komisi E Pesimis

Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur Hartoyo, meragukan program penaburan benih pohon trembesi dan kelor tanaman dari atas udara akan efektif untuk mengurangi lahan gundul yang ada di atas pegunungan, akibat kebakaran hutan. Pasalnya, penaburan benih itu sulit mencapai sasaran, sehingga dinilai akan membuang anggaran.


"Kalau benih itu nanti ditaburkan belum tentu cukul (timbuh), itu nanti malah buang-buang uang," kata Hartoyo pada Rabu (5/2).

Politisi Partai Demokrat itu berharap agar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur menggalang relawan untuk menanam benih dari wilayah-wilayah yang dekat dengan pegunungan. Agar proses pemantauannya lebih mudah, sehingga bisa tumbuh dan efektif untuk menutupi lahan yang gundul.

"Seharusnya koordinasi dengan kabupaten kota mana mana mungkin pembibitan benih itu nanti di breakdown ke desa-desa baru nanti menggalang relawan untuk ditanam," tambahnnya.

Seperti diketahui, BPBD Jawa Timur akan menabur biji trembesi dan kelor dari atas gunung dengan menggunakan pesawat terbang. Langkah itu dilakukan karena lahan yang gundul ada di wilayah yang curam sehingga sulit dijangkau oleh para relawan.

Data dari BPBD Jatim, kemarau panjang pada tahun 2019 lalu, telah menyebabkan beberapa puncak gunung di Jawa Timur mengalami kebakaran. Kondisi itu dikhawatirkan akan memicu banjir bandang, ketika air hujan turun sangat deras, seperti yang terjadi di Bondowoso dan Jember beberapa waktu lalu.

Dijelaskan Hartoyo, seharusnya, benih ditanam di hutan ketika sudah tumbuh menjadi pohon. Disamping itu, harus ada pemantauan dan pengaturan jarak tanam, agar perkembangan bibit pohon bisa maksimal.

"Harus tepat sasaran dimana menanam benih di lahan yang gundul itu supaya tidak sia-sia. Kan tidak mungkin benih ditebar terus langsung tumbuh, harus diketuk dan nancap baru kena matahari dirawat dan bisa tumbuh," tambahnya.

Hartoyo mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan memanggil BPBD Jatim untuk mempertanyakan kepastian rencana tersebut. Jika potensi gagalnya terlalu besar, dia berharap agar BPBD Jatim melakukan kajian ulang.

"Saya akan minta kejelasan kepada BPBD kondisinya seperti apa. Sebelum melakukan itu kita akan meminta penjelasan dan kita harus tahu apakah itu efektif atau tidak Kalau tidak efektif ngapain dilaksanakan," pungkasnya.