Laga pertarungan di internal Partai Amanat Nasional (PAN) tinggal menghitung hari. Pada 10 sampai 12 Februari 2019, sejumlah elit partai matahari bakal memperebutkan kursi 01 yang masih diduduki petahana Zulkifli Hasan.
- HUT Demokrat Ke-20, Agung Mulyono: Semua Kader Bergerak Tanpa Pamrih
- Penistaan Agama Jozeph Paul Zhang Disebabkan Penafsiran Toleransi yang Kebablasan
- Sistem Proporsional Terbuka Dikhawatirkan Picu Keresahan Sosial
Basis suara pun sudah mulai dikumpulkan jauh-jauh hari oleh para penantang Zulhas seperti Mulfachri Harahap, yang mengklaim sudah mendapat dukungan dari tujuh provinsi.
Akan tetapi, klaim Wakil Ketua Komisi III DPR RI itu belum cukup untuk merebut kursi ketum dari Zulhas. Sebab walau bagaimanapun juga, basis konstituen PAN adalah warga Muhammadiyah.
"Siapapun di PAN harus membangun network yang kuat, harus mendapat kepercayaan dari Muhammadiyah," kata analis politik dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Sirojudin Abbas seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (5/2).
Kemudian di sisi yang lain, Mulfachri Harahap juga dianggap belum mampu menjadi tokoh yang dikenal di kalangan Muhammadiyah. Sehingga, pengakuan dari warga ormas terbesar di Indonesia ini masih belum didapat oleh Mulfachri.
"Dia juga harus dihormati komunitas Muhammadiyah. Karena basisnya (PAN) masih ada di situ," ucap Sirojudin Abbas.
Lebih lanjut, analis politik lulusan University of California Berkeley ini berkesimpulan, bahwa tingkat senioritas Mulfachri masih patut dipertanyakan. Sebab, indikator inilah yang menjadi tolak ukur warga Muhammadiyah memilih pemimpin.
"Dan apakah Mulfachri sudah sampai tingkat senioritas seperti itu? Saya tidak tau persis," tutup Sirojudin Abbas.
- Lanjutkan Pendidikan Gratis, Eri-Armuji Hadirkan Iklim Pendidikan yang Memerdekakan
- Politisi Senior Demokrat Jatim: Ketua Terpilih Harus Jaga Komitmen Besarkan Partai
- PBNU Gelar Konbes, Agendanya Revisi 16 Aturan Klaster Tata Kelola Organisasi