Risma Nggak Akan Kuat Jadi Gubernur DKI

Melihat sikap dan gaya komunikasi Walikota Surabaya, Tri Rismaharini dalam menanggapi suatu kritik, maka tidak cocok untuk DKI.


Hal ini berkaca dari sikap Risma yang bawa perasaan (baper) saat ada seorang warganet melontarkan kritik yang berbau hinaan.

Zikria Dzatil yang melakukan penghinaan kepada pribadi Risma di Facebook dilaporkan melalui perangkat Pemkot Surabaya.

Walaupun pada akhirnya laporan dicabut, Zikria Dzatil akan mendapatkan hukuman sosial serta berdampak buruk bagi anaknya kelak.

Nah, meski Pilkada DKI masih lama. Tapi nama Risma sudah mulai disebut-sebut jadi calon gubernur ibukota.

Peneliti senior Institut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata menilai bahwa Risma tidak cocok berada di DKI.

Menurutnya, model komunikasi Risma justru akan membawa dampak buruk jika tetap dipertahankan.

"Risma ke DKI, kalau model komunikasi Risma saat ini tetap dipertahankan, maka akan berdampak buruk bagi Risma sendiri," ujar Dian Permata dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (9/2).

Karena itu, kata Dian, Risma yang digadang-gadang akan maju di Pilgub DKI Jakarta nantinya dinilai tidak akan sanggup menghadapi kritikan tajam seperti yang dialami Anies Baswedan.

"Apa Risma sanggup disorot semua pasang mata? Jakarta adalah miniatur Indonesia. Apa dia siap menerima nyinyiran model kritikus Abu Janda dalam bentuk "lain"? Apa dia siap menerima satire, meme (dari) Ade Armando dalam bentuk "lain"?" kata Dian.

Bahkan, sambungnya, Anies pun mendapatkan kritikan tajam menggunakan bahasa yang kasar saat didemo beberapa saat lalu.

"Soal pendemo Anies dan meneriakkan kalimat binatang ke Anies," terangnya.

Apalagi Anies selalu mendapatkan "bully" di media sosial terhadap kinerja Anies selama ini memimpin Ibukota Jakarta.

"Jadi Gubernur DKI itu berat, Risma nggak akan kuat, biar Anies saja," simpul Dian Permata.