Program TEFA Edukasi Siswa SMK Industri Percetakan dan Digital Printing

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyediakan mesin percetakan dan mesin digital printing bagi siswa SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen sebagai upaya mendukung program Teaching Factory (TEFA) dan Technopark.


Dari rilis yang dikirimkan ke media ini, Direktur PT Deprintz Dekky Tanoyo, sangat mendukung program TEFA. Karena pelajar bisa mendapatkan pengetahuan proses produksi berbasis industri, dan merasakan suasana nyata di lingkungan pekerjaan.

"Dengan adanya program TEFA, pelajar SMK akan merasakan suasana nyata dunia kerja sesungguhnya. Pelajar SMK juga memperoleh pengetahuan secara nyata tentang bagaimana terjadinya proses produksi di Industri. Dari mencari bahan baku, menghasilkan barang dengan kualitas yang sesuai standart, hingga layak untuk dijual dan digunakan oleh pembeli," ujar Dekky Tanoyo.

Bentuk dukungan perusahaan penyedia mesin cetak ini diwujudkan dalam menyediakan alat yang digunakan dalam dunia industri.

"Bentuk dukungan nyata yang dilakukan oleh PT Deprintz Sukses Sejahtera adalah dengan menyediakan kebutuhan mesin industri percetakan dan mesin digital printing di SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen untuk kegiatan TEFA," tambah Dekky.

Di samping mengajarkan bagaimana proses industri percetakan, peserta TEFA juga diajari cara melayani pelanggan. Sehingga mereka diajak merasakan atmosfer pekerjaan sesungguhnya.

"Kami juga meliput dan mempublikasikan melalui channel youtube kami tentang kegiatan TEFA di SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen, mulai dari proses produksi hingga kegiatan melayani pelanggan. Deprintz sangat siap bekerjasama dengan pemerintah untuk terus mendukung program TEFA ini di jenjang pendidikan SMK," tutup Dekky.

Menurut Kepala sekolah SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen Joko Purwanto. Program TEFA dan Technopark yang digagas pemerintah ini sangat bagus bagi pelajar SMK, karena selain diajari produksi produk mereka juga dilatih bagaimana cara menjualnya.

Apalagi dukungan dari PT. Deprintz yang menyediakan alat praktiknya itu sungguh bermanfaat sekali. Bahkan siswa kelas 12 yang praktik berbasis produk dan memamerkan produknya saat acara pameran mendapatkan omset Rp. 7 juta dalam Dua hari. Jadi ini sangat bermanfaat sekali bagi pelajar SMK.

"Deprintz itu kayak supplier ya, mesin digital. Kemudian siswa itu mendesain, memproduk, kemudian menjual. Nah inilah yang saya maksud pembelajaran berbasis produk," tutur Joko Purwanto yang dikutip dari video PT Deprintz.