KAGAMA Dorong UMKM Lampung Kembangkan Usaha Lewat Smart Branding

Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (PP KAGAMA) menyelenggarakan program KAGAMA Inkubasi Bisnis (KIB) putaran VIII dengan tema Smart Branding untuk UMKM: Kiat Mengelola Brand dengan Memanfaatkan Media Sosial.


"KAGAMA Inkubasi Bisnis merupakan program rutin PP KAGAMA yang bertujuan meningkatkan kompetensi alumni UGM dan masyarakat khususnya dalam aspek pengetahuan dan keterampilan bisnis," ujar Wakil Sekjend PP KAGAMA, Hasannudin M. Kholil ketika dihubungi awak media.

Acara yang bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung dan Pengda KAGAMA Lampung ini diselenggarakan pada Sabtu (29/2/2020) pukul 09.00 - 13.00 WIB, di Ruang Pertemuan Lantai Empat Kantor Perwakilan BI Lampung.

Untuk diketahui, program KIB telah diselenggarakan sebanyak tujuh kali dengan berbagai topik bisnis praktis seperti trading saham, start-up business, HAKI, NLP, dan digital marketing.

"KAGAMA Inkubasi Bisnis putaran VIII bertujuan untuk berbagi pengetahuan akan pentingnya brand di kalangan UMKM dan pelaku bisnis di Lampung," ujar Hasannudin.

Hadir sebagai pembicara utama, Chief Executive MarkPlus Institute of Marketing (MIM), Yuswohady. Kemudian Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Budiharto Setyawan. Terdaftar sebagai peserta sampai H-1 sebanyak 220 peserta UMKM dari berbagai latar belakang usaha.

Hasannudin mengatakan acara KIB VIII di Lampung amat penting karena

Lampung memiliki potensi yang besar dalam percaturan perekonomian di Indonesia, khususnya Pulau Sumatera. Sebagai pintu gerbang masuk Sumatera, Lampung kaya akan potensi  sumberdaya alam, industri kreatif,  hingga pariwisata.

“Lampung memiliki cukup modal untuk menjadi “Indonesia’s premier entrepreneur city”.  Pertama, Lampung memiliki “pool of talents”, basis SDM kreatif dan berjiwa kewirausahaan tinggi. Kedua, Lampung memiliki iklim kewirausahaan yang amat kondusif. Ketiga, sebagai gerbang Sumatera,  Lampung mempunyai infrastruktur dan kluster industri yang mendukung, khususnya di sektor industri kreatif dan pariwisata,” kata alumnus Fisipol UGM angkatan 1992 ini.

Hasannudin melanjutkan berdasar data BPS 2019, jumlah penduduk Lampung mencapai 8.447 juta jiwa dan lebih dari separuhnya  pemakai media sosial dan pengguna internet.

Sementara menurut sensus ekonomi BPS tahun 2016, jumlah UMKM di Lampung sebanyak 770 ribu unit usaha atau mencapai 99,17% dari usaha non-pertanian.

Sebagaimana dikutip BOC Indonesia, 2019, internet dan sosial media saat ini menjadi bagian dari kehidupan di semua kalangan. Aktivitas masyarakat dalam ber-internet dan bersosial media per harinya lebih dari delapan jam.

"Di samping cepatnya akses internet, muncul pula banyaknya platform media sosial, serta meningkat dan berkembangnya dunia e-commerce," ujar Direktur Eksekutif KAGAMA ini.

Hasannudin menyebut, pola hidup masyarakat dewasa ini telah berubah, terutama dalam melakukan pembelian barang. Masyarakat kini menggunakan internet dan sosial media, sebagai alat untuk mencari referensi sebelum membeli.

"Berkembangnya internet dan sosial media menyebabkan setiap usaha termasuk UMKM harus beradaptasi dan mampu bersaing. Apalagi di tengah disrupsi digital dan tumbuhnya konsumen milenial, UMKM harus mengemas brand-nya dengan lebih baik lagi," jelasnya.

Menurut Hasannudin, memahami lebih jauh tentang brand dirasa penting bagi UMKM, karena brand menciptakan diferensiasi produk untuk memperluas pangsa pasar, dan meningkatkan volume penjualan. Brand juga amat penting untuk membangun dan memelihara loyalitas konsumen, serta memudahkan dalam melakukan hubungan dengan usaha lain (Co-Branding).

"Setelah brand, UMKM perlu melakukan branding. Sebab melalui branding, UMKM bisa menyampaikan pesan dengan jelas, memastikan kredibilitas unit usaha, menghubungkan target pasar atau konsumen secara emosional, menggerakkan atau memotivasi konsumen, serta memastikan akan loyalitas konsumen," jelasnya.

Tak bisa dipungkiri keberadaan media sosial menunjang kegiatan branding UMKM. Media sosial dalam hal ini, berperan sebagai sarana untuk pemasaran dan iklan, menganalisa produk dan potensi pasar, sarana komunikasi antara dunia usaha dan konsumen, memperoleh gagasan dan ide untuk pengembangan produk dan pasar.

Harapannya, kata dia, digelarnya acara KIB VIII ini dapat menambah pengetahuan dan skill pelaku UMKM di Lampung dalam menciptakan atau memperkuat brand. Dengan brand yang kuat pelaku UMKM mendapatkan kemajuan usaha dan mampu meningkatkan profit.

“Di samping itu melalui program KIB VIII ini, KAGAMA ingin mendorong UMKM di Lampung mampu mengembangkan potensi pasar melalui brand yang dimiliki, serta mendorong UMKM lebih kreatif dan inovatif dalam  bidang  manajemen keuangan, SDM, dan pemasaran melalui digital marketing," pungkasnya.