Tolak Mafia Tanah, Warga Medokan Aksi Di bawah Sutet

Puluhan warga Medokan Semampir Surabaya melakukan aksi pasang banner tolak mafia tanah yang mencaplok bantaran sungai di wilayahnya.


"Bantaran sungai 50 meter ini mutlak kewenangannya garis besar atau provinsi Jawa Timur. Tapi fakta di lapangan dikuasai oleh pengembang atau mafia-mafia tanah orba," kata Wahadi salah satu warga Medokan Semampir, Jumat (06/03).

Menurut warga, ada sekitar 15 hektar tanah di bantaran sungai Medokan Semampir yang beralih kepemilikan. Sehingga mereka menuntut agar ini diusut tuntas karena ada dugaan praktik korupsi.

"Kami sebagai warga marginal tidak terima adanya lokasi kami, karena kami berdomisili disini gak ujuk-ujuk. Ini peran dari bapak-bapak kita, dari kita sendiri ini babat alas dulu, setelah padang ditempati warga semua kok enaknya pengembang itu asal comot saja kan kurang etis," tambah Wahadi.

Menurut warga, ada sekitar 15 hektar tanah bantaran sungai di wilayah Medokan Semampir Surabaya beralih kepemilikan. Dan mereka mengharapkan pemimpin yang mempunyai semangat anti korupsi menggantikan Walikota Tri Rismaharini, bisa menyelesaikan persoalan ini.

Sementara dalam aksinya, puluhan warga tampak berorasi menolak korupsi dan pungli, serta memasang banner bertuliskan "Ingat..!!! Amanah Bagi Wong Cilik…Warga Marginal Medokan Semampir 100 % Menerima Pemimpin Yang Bersih Dari Korupsi dan Pungli", disamping papan pemberitahuan kepemilikan tanah yang berada di depan Sutet Medokan Semampir.

"Teman-teman yang ada di Medokan sampai ujung Kenjeran siap mengantar dan mendukung calon pemimpin kota Surabaya yang bersih, jujur, adil, tidak berpihak kepada koruptor. Harus diamankan Surabaya agar bersih dari koruptor," pungkas Wahadi.