Rumah Terbuat Dari Bambu, Buruh Tani Di Tongas Tolak Bantuan PKH

Rumahnya terbuat dari bambu atau rumah Gedhek, seorang buruh tani di Dusun Gunggungan Desa Klampok Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo, menolak bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). Dia menolak bukan dia memiliki segudang harta, namun dia tidak ingin membebani pemerintah, karena masih ada warga yang berhak mendapat bantuan tersebut.


Dia itu ialah, Ny Miada (50). Untuk makan setiap harinya saja, kepala rumah tangga ini bekerja sebagai buruh tani dan juga kuli bangunan. 

“Sengkok tak minta’a lah pak. Sengkok lakua dibik. Begi oreng laen la, (Saya tidak minta sudah pak. Saya masih bisa kerja sendiri. Berikan pada orang lain saja) ,"tolak Miada seperti dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (8/03) siang.

Sebenarnya, pada saat itu rumah Miada akan di tempeli Stiker oleh petugas PKH di Kecamatan Tongas. Striker yang ditolak tersebut tertulis 'Keluarga Miskin'. Stiker itu diberikan pada Miada di dampingi perangkat Desa Klampok.

Kepala Dusun Gunggungan Desa Klampok, Sudi menjelaskan, menolaknya Miada tanpa ada paksaan dari pihak perangkat desa atau petugas PKH.

"Ibu Miada itu, secara inisiatif menolak sendiri dan tanpa ada unsur paksaan," jelas Sudi pada Kantor Berita RMOLJatim.

Menurut Sudi, Miada memang sebelumnya tidak mendapat Program PKH. Sehingga, oleh petugas hasil dari Verifikasi Vaktual (verval) di masukan dalam Keluarga Penerima Manfaat (PKM).

"Memang belum menerima bantuan  (PKH) Bu Maida itu. Kita akan bantu dan mau di tempel stiker, dia menolak. Karena, dia masih sehat dan mampu untuk bekerja sendiri," paparnya.

Sementara itu, Camat Tongas Ghafur mengatakan, pihaknya akan mengecek kembali keberadaan Ny Maida di Dusun Gunggungan Desa Klampok tersebut.

"Kita cek dulu ya (Keberadaan ekonomi), insyallah Besok, (Senin, 9 Maret 2020) kita turun kerumahnya," pungkasnya.