Dalam menghadapi pandemi Covid-19, agar tak bergantung pada pemerintah, Gerakan Masyarakat Mandiri Cegah Covid-19 berupaya mendorong masyarakat untuk mandiri.
- FKUI Kumpulkan Pakar Kesehatan Dunia di Bali untuk Perkuat Sistem Pendidikan Kedokteran
- Sudah Tiga Hari Tren Kasus Aktif Covid-19 Terus Melonjak, Waspada!
- Bisa Menular Lewat Berpapasan, Varian Delta Hanya Butuh Beberapa Detik Untuk Menginfeksi
“Sudah seharusnya masyarakat menginisiasi upaya pencegahan secara mandiri. Untuk itu perlu upaya riil edukasi dan gerakan ke masyarakat untuk mengambil peran aktif dan mandiri. Tidak harus menggantungkan ada pihak lain/pemerintah, mengingat luasan wilayah dan keterbatasan support effort pemerintah,” ungkap Korlap Gerakan Masyarakat Mandiri cegah Covid-19, Radian Jadid kepada Kantor Berita RMOLJatim saat dihubungi via ponsel, Rabu (25/3).
Kami, lanjutnya, berupaya untuk mendorong masyarakat berperan aktif secara mandiri dalam upaya pencegahan dan pennyebaran Covid-19 di wilayah tempat tinggal mereka. “Ini adalah tanggung jawab bersama dan kita sebagai warga tidak harus bergantung pada pemerintah,” tegasnya.
Dalam melakukan gerakna bersama cegah COVID-19 perlu prioritas dan urgensi mengingat luasan dan karakteristik kewilayahan di Indonesia yang tidak semua bisa dijangkau atau tertangani. Ada prioritas dan urgensi bagaimana mengcover wilayah-wilayah yang tidak tersentuh oleh pemerintah. “Untuk itu diperlukan berbagai bentuk koordiansi dan kolaborasi dengan semua elemen yang telah bergerak,” ucapnya.
Penyemprotan di kawasan Ribat Al Ibadah Al Islami - Tambak Bening dan Masjid Rakyat Tambak Bening (asuhan Gus Luthfi /Belakang RS Suwandi). “Ini sekali lagi hanyalah sebuah inisiasi kegiatan awal saja untuk selanjutnya bisa di clonning dan dilakukan kelompok masyarakat di RT, RW, Kelurahan dan berbagai kota/kabupaten,”.
Geraka bersama cegah COVID-19 dilakukan bersama dengan sejumlah elemen, di antaranya Task Force Kemanusiaan Kantin ITS, Santri-santri Ribat Al Ibadah Al Islami - Tambak Bening, Sekolah Rakyat Kejawan, Mahasiswa ITS, Rumah Swadesi dan masyarakat umum.
Selanjutnya akan ada edukasi tentan semprotan mandiri, kebersihan diri (ternatif hand sanitizer) dan juga bagaimana masyarakat secara mandiri bisa mengatasi kebutuhan kesehatannya sendiri. “Kalau tiap individu dan keluarga sudah berpikir dan berprilaku sehat, maka secara komunal akan didapatkan hal yang sama di lingkungannya,” pungkasnya.
- Pasien Covid 19 Membludak, RS SLG Bangun Ruang IGD Baru
- Jungkir Balik Perjuangan Para Nakes Tangani Covid-19 di Surabaya
- Setelah Sidak di RSUD Dr. Soewandhie, Wali Kota Eri Minta Pelayanan Kesehatan Berubah Total