Cara TPID Kota Kediri Jaga Inflasi Menjelang Puasa di Tengah Pandemi Corona

Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar mengundang Sofwan Kurnia, Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kediri ke Ruang Command Center untuk memaparkan langkah-langkah TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) Kota Kediri untuk pengendalian inflasi. 


“Karakteristik perekonomian Kota Kediri didukung oleh industri pengolahan. Bila pengolahannya mandek, maka perekonomian akan terganggu,” kata Sofwan.

Oleh karena itu, bagi warga yang memiliki usaha pengolahan yang bisa dikerjakan di rumah dan tidak berkerumum maka diminta untuk terus berproduksi agar perekonomian tetap jalan. 

“Tetap beraktivitas ekonomi dengan menerapkan protokol nasional,” tambah Sofwan. Protokol nasional meliputi phisycal distancing, mengenakan masker, dan rajin cuci tangan. 

Selain itu, sebelum diberlakukannya darurat Covid-19, TPID sudah melakukan sidak ke pabrik gula dan jaringan distribusi untuk memastikan pasokan lancar dan tidak ada penimbunan. Sejauh pantauan TPID, stok sembako salah satu faktor yang bisa menyebabkan inflasi masih aman. Usai diberlakukannya darurat Covid-19, TPID tetap berkoordinasi jarak jauh dengan fasilitas daring (dalam jaringan). 

Biasanya menjelang Ramadhan, TPID juga mengadakan bazar untuk bahan pokok. Tahun ini, bazar tetap akan dilakukan namun sistemnya beda. 

“Bisa disinergikan dengan program Bi Imah (Belanja Online dari Rumah). Program ini baru bulan ini diluncurkan untuk mempermudah warga mendapatkan kebutuhannya tanpa harus keluar rumah,” kata Mas Abu. 

Rencana ini disambut baik oleh Sofwan. Oleh karena itu, bila ada perusahaan yang ingin mengalokasikan CSR-nya untuk mengadakan bazar menjelang Ramadhan masih bisa dilakukan dengan belanja daring. 

Sebagai penutup, Mas Abu mengimbau kepada seluruh warga untuk tetap menaati protokol pemerintah. Tidak keluar rumah jika bukan karena hal yang sangat penting dan melawan Covid-19 bersama-sama.[andik/hms]