Kabupaten Probolinggo Umumkan Satu Orang Positif Corona Dari Klaster Asrama Haji Sukolilo

Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo merilis ada tambahan 1 (satu) orang yang dinyatakan positif Covid-19. Yang bersangkutan berasal dari Desa Alaspandan, Kecamatan Pakuniran dan merupakan klaster pelatihan petugas haji di Asrama Haji Sukolilo Surabaya.


“Jadi total dengan sehari sebelumnya, ada 4 orang yang sudah dinyatakan positif Covid-19 di Kabupaten Probolinggo. Tiga orang sebelumnya berasal dari Desa Bayeman Kecamatan Tongas, Desa Prasi Kecamatan Gading dan Desa Jabungsisir Kecamatan Paiton. Untuk tambahan 1 orang positif COVID-19 ini isolasinya sama seperti tiga orang sebelumnya,” kata Juru Bicara Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo dr. Anang Budi Yoelijanto, seperti dikutip dari Kantor Berita RMOJatim, Sabtu (11/04).

Selain itu jelas Anang, Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Kabupaten Probolinggo sebanyak 305 orang atau bertambah 9 orang dari sehari sebelumnya yang mencapai 296 orang dengan keterangan 218 orang dalam pemantauan, 86 orang selesai dipantau dan 1 orang meninggal dunia.

“Serta Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 11 orang dengan keterangan 1 orang dalam perawatan, 6 orang sehat dan 4 orang meninggal dunia,” jelasnya.

Menurut Anang, terjadi pergeseran kecamatan zona merah dari sebelumnya di Kecamatan Kraksaan menjadi di Kecamatan Gading. Hal ini dikarenakan satu orang yang sebelumnya tercatat di Kecamatan Kraksaan menjadi di Kecamatan Gading.

“Hal tersebut didasarkan pada alamat KTP dan tempat tinggal yang bersangkutan. Pada sebelumnya tercatat di Kecamatan Kraksaan karena yang bersangkutan pada awalnya masuk data di Puskesmas Kraksaan dan mempunyai tempat singgah di Kraksaan,” tegasnya.

Anang menegaskan sampai saat ini kondisi orang yang dinyatakan positif Covid-19 masih tetap sehat dan terus dipantau kesehatannya. Mereka dijaga pola makannya dengan harapan bisa segera negatif.

“Semua ada waktunya, virus itu tidak akan ada selamanya. Kalau daya tahan tubuh kita bisa melawan dengan baik dan kekebalan kita bisa melawan dengan baik, maka virus itu akan mati. Seperti influenza tidak akan selama itu, tergantung dari daya tahan tubuh,” tegasnya.

Lebih lanjut Anang mengharapkan kepada masyarakat supaya tidak menjadikan orang-orang yang sedang kena Covid-19 ini dicap dan didzolimi macam-macam, karena itu bukan aib. Siapapun yang sakit tidak akan pernah menginginkan itu. Jadi kalau tiba-tiba didzolimi di luar dan di media sosial dikomentari macam-macam, memangnya siapa yang menjamin orang yang menulis itu suatu saat tidak pernah resiko.

“Mendingan kita bantu saudara-saudara kita yang sedang sakit itu dengan mensupport dan memberi semangat bukan memusuhi. Memberikan tulisan-tulisan dan menuduh yang tidak jelas justru akan menimbulkan kebingungan yang baru,” pungkasnya.