Antisipasi Covid-19, Pemkot Kediri Imbau Warganya Belanja Online

Ana (40 tahun), warga Kelurahan Burengan, Kecamatan Pesantren, menerima pesanan belanja melalui Bi Imah (Belanja Online dari Rumah) di pintu gerbang rumahnya. Ia mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar pesanannya plus ongkos kirim (ongkir).


“Wah, cepat sekali. Katanya diantar setelah jam 12.00 WIB, sekarang belum ada jam dua belas sudah sampai,” kata Ana. Ia mengaku baru pertama memesan setelah mendapatkan info dari WA Group “emak-emak” di tempat tinggalnya. Kemudian ia mencoba dan hasilnya menurutnya memuaskan. Bahkan beberapa harga menurutnya lebih rendah dibanding beli sendiri.

Sementara itu, beberapa kilometer dari rumah Ana, tepatnya di bilik kecil kantor Pasar Setono Betek, Kota Kediri, Yunanda Tri Cahyo, PIC Bi Imah sibuk menyiapkan pesanan. Beberapa kali ia mengecek pesan WA di HP-nya kemudian mencocokan dengan bungkusan yang sudah dilabeli.
“Ini tahu, disendirikan biar tidak hancur. Lainnya bisa dijadikan satu,” katanya kepada kurir yang siap mengantar ke pelanggan yang sudah memesan. Selain mengkoordinir pesanan, Nanda juga memastikan bahwa pelanggan mendapatkan barang berkualitas bagus. Semua barang yang dijual di pasar dilayani, mulai dari sayur mayur, daging, beras, dan bumbu.

Pagi itu, sabtu (11/4) baru ada 3 pelanggan yang memesan sehingga bisa langsunng diantar sebelum pukul 12.00 WIB. Pemesanan dibuka dari pukul 08.00 WIB-12.00 WIB melalui pesan WA pada nomor 085762459610 dengan minimal order Rp 50.000,- serta dikenakan ongkir Rp5.000,-. Sistem bayarnya cash on delivery (COD).

“Ongkirnya hanya Rp 5.000,- selama Covid-19. Ini merupakan program bersama untuk mencegah warga datang ke kerumunan termasuk pasar,” terang Nanda.

Demikian keseharian Bi Imah yang dibuka sejak Senin, 6 April 2020. Bi Imah merupakan inisiatif Pemkot Kediri untuk melayani kebutuhan warga yang ingin belanja kebutuhan sehari-hari tanpa harus keluar rumah. Bi Imah menerima pelanggan yang ingin belanja di pasar tradisional melalui PD Pasar Joyoboyo dan pusat perbelanjaan (Golden Swalayan, Hypermart, Transmart Carrefour ). Masing-masing pusat perbelanjaan memiliki nomor masing-masing.

Untuk sementara, khusus untuk PD Pasar Joyoboyo, operator pusatnya berada di kantor PD Pasar Joyoboyo. Ketika ada pesanan maka dilihat alamat pemesan kemudian daftar pemesanan ditransfer ke masing-masing pasar terdekat. Untuk wilayah Kota diarahkan ke Pasar Setono Betek, wilayah barat di Pasar Bandar, dan wilayah timur di Pasar Pahing.

“Sistemnya, kurir yang akan membelikan barang pesanan itu ke pedagang yang ada di pasar. Kami memilihkan barang-barang yang bagus. Harganya sesuai dengan harga dari pedagang,” kata Muhamad Ihwan Yusuf, Dirut PD Pasar Joyoboyo.

Sejauh ini, pedagangnya acak yang berada di pasar bersangkutan. Tidak ada daftar pedagang khusus yang masuk Bi Imah. Semua bisa mendapatkan giliran belanja. Kurir juga akan memilihkan barang yang bagus dan memastikan pelanggan mendapatkan barang yang segar.

Rata-rata pemesan kurang dari 15 orang/hari. Mungkin karena baru tahap awal dan belum banyak yang tahu. Dari beberapa pelanggan, ada rang repeat order.

“Ke depannya kami punya ide untuk menge-linkan Bi Imah ini dengan wilayah yang melakukan karantina mandiri,” terang Ihwan. Beberapa wilayah di Kota Kediri melakukan karantina mandiri karena salah satu warganya positif Covid-19 misalnya Tinalan, Balowerti, dan Pojok. Pemkot sudah memberikan bantuan sembako kepada tiap KK, hanya saja jika masih membutuhkan belanja di pasar, PD Pasar Joyoboyo siap membantu.

“Kalau soal personil, insyallah kami siap. Sekarang ada 4 kurir karena pesanan belum banyak. Kalau sudah banyak, kami bisa menambah,” kata Ihwan.

Selain itu, Bi Imah juga meminta kritik dan saran khususnya dari pelanggan agar pelaksanaannya semakin memuaskan. Salah satu saran dari Arina, salah satu pelanggan, ingin agar ada foto barang dagangan. Hal ini akan memudahkan pelanggan memilih.

Ke depannya, ada rencana Bi Imah membuat aplikasi yang bisa diunduh sehingga memudahkan konsumen untuk berbelanja. [Andik/Hms]