China Harus Ganti Rugi

PEMERINTAH dan rakyat Jerman mengajukan tagihan tidak kurang dari £130 miliar (setara Rp 2.500 triliun) kepada Pemerintah China untuk kerugian yang diakibatkan oleh wabah Covid-19 yang bermula di Kota Wuhan, China.


Langkah menuntut pertanggungjawaban dan kompensasi dari China pada dasarnya telah merebak di seluruh dunia. 15 politikus senior dari Partai Konservatif yang memimpin Inggris sekarang, dipimpin mantan PM Damien Green, menyerukan kepada Pemerintah Inggris untuk menuntut kompensasi £351 miliar.

PM Perancis Emmanuel Macron mengirim sinyal yang sama, "...adalah naif menganggap China telah menangani wabah ini dengan baik". Begitu pula Menlu Australia meminta pengusutan tuntas tentang asal-usul Covid-19.

Sejalan dengan mereka, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Pemerintah China harus memikul konsekuensi bila terbukti mereka tidak menangani wabah sesuai standar internasional.

Fakta-fakta yang muncul memang meragukan klaim China bahwa wabah tersebut bermula dari binatang dan mulai merebak dari pasar basah Wuhan. Sejumlah ahli meyakini bahwa virus itu datang akibat kebocoran di laboratorium Institut Virologi Wuhan.

Kesalahan lebih fatal terkait dengan ketertutupan China dalam penanganan virus sehingga terlambat memperingatkan dunia akan kegawatannya.

Dampak Pandemik Wabah

Covid-19 di Indonesia sampai hari ini telah menimbulkan korban 616 orang tewas dan 7.135 positif terjangkit corona. Perlu diketahui, angka-angka tersebut baru berasal dari pemerintah saja. Angka sesungguhnya paling sedikit 4 kali lipat.

Sementara itu di dunia penyakit itu telah menjangkiti lebih dari 2,5 juta orang dan membunuh lebih dari 170.000 orang.

Wabah Covid-19 menyebabkan kesedihan dan penderitaan yang luar biasa bagi anak, keluarga dan masyarakat yang ditinggalkan. Namun lebih dari itu wabah Covid-19 memukul ekonomi orang Indonesia. Jutaan orang kehilangan pekerjaan dan puluhan juta lainnya kehilangan penghasilan akibat toko, pabrik, kantor yang ditutup. Industri bangkrut karena rantai pasokan berantakan.

Kepala Bulog Budi Waseso mengingatkan bahwa Indonesia mungkin saja mengalami kelaparan karena bahan pangan utama beras dalam keadaan sekarang tidak tersedia di pasar internasional.

Kompensasi

China harus bertanggung-jawab atas segala penderitaan dan kerugian yang diakibatkan oleh pandemik Covid-19 ini, lepas dari sebabnya alamiah atau tidak. Kesalahan mendasar China adalah ketertutupan manajemen Convid-19 yang menyebabkan dunia terlambat mengantisipasi.

Pasca-pandemik ini tidak akan berjalan mulus bagi China. Klaim 'China Menyelamatkan Dunia' yang menyeruak belakangan ini sama sekali tidak relevan. Di masa depan kita akan melihat dunia vs China yang sangat berbeda.

Pada saat ini China menghadapi berbagai bentuk tuntutan, baik bersifat diplomatis, moral maupun hukum.

Dari sisi hukum sejumlah komunitas telah mendaftarkan gugatan class action kepada China di peradilan Amerika Serikat. Gugatan seperti ini terus berkembang.

Gugatan juga akan didaftarkan ke Pengadilan Internasional di Belanda.

Di Bandung saat ini sekelompok aktivis dan ahli hukum sedang mempelajari kemungkinan menempuh jalan hukum untuk meminta pertanggungjawaban China.

Radhar Tribaskoro

Pemerhati politik