Penjahit Kampung Serahkan Pesanan Satu Juta Masker

Para penjahit kampung dan UMKM konveksi mulai menyerahkan pesanan masker kain dari Pemkab Banyuwangi.


Dari total pesanan 1 juta masker, sebanyak 500.000 masker tahap pertama tuntas pada pekan ini. Sebanyak 130.000 masker yang selesai dikemas telah diserahkan ke Posko Gugus Tugas Covid-19 Banyuwangi, Selasa (28/4), dan bakal langsung dibagikan gratis ke masyarakat.

Penyerahan masker itu dihadiri Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Arman Asmara Syarifudin, Dandim 0825 Banyuwangi Letkol Inf Yuli Eko Purwanto, dan Kepala Kejaksaan Negeri Banyuwangi M. Mikroj.

Salah seorang pelaku konveksi asal Desa Tembokrejo, Muncar, Wijayanti mengaku lega bisa menyelesaikan pesanan 10.000 masker dari Pemkab Banyuwangi dalam waktu relatif singkat. Dia bekerja lembur, bahkan harus menambah jumlah orang yang dipekerjakan.

“Ini berkah. Di tengah wabah corona, saya masih dapat rezeki,” kata Wijayanti.

Wijayanti dibantu 9 pegawai dalam pengerjaan masker ini. “Awalnya penjahit saya hanya 6 orang, lalu harus saya tambah 3 pegawai lagi untuk packing-nya. Soalnya enggak nutut kalau yang jahit juga ikut packing juga,” ujarnya.

Hal yang sama juga dirasakan Atik, penjahit kampung yang merupakan warga Desa Karangsari, Kecamatan Sempu. Atik awalnya menggeluti usaha pembuatan kue bolu, namun dia memiliki keahlian menjahit. Walhasil, karena pesanan kue bolu sepi seiring penghentian aktivitas pariwisata, dia beralih menjadi penjahit masker.

“Saya coba-coba bikin masker, ternyata banyak yang membeli. Alhamdulillah, kok ternyata juga dikontak Pemkab Banyuwangi, diberi pesanan 3.500 masker bareng 12 ibu-ibu penjahit di desa,” ujar Atik.

Pesanan masker dari Pemkab Banyuwangi ikut pula membantu usaha milik Oki Arya, UMKM konveksi Desa Gendoh, Kecamatan Sempu. Oki yang biasa memproduksi kaos dan kebaya sudah tidak mendapat order sejak Maret. Oki pun memanfaatkan stok kain bahan baku kaos untuk membuat masker. 

“Stok kain masih banyak, saya buat masker. Salah satunya melayani pesanan Pemkab Banyuwangi yang harganya Rp 5 ribu per lembar. Saya bersyukur, awalnya pusing tidak ada order, sekarang terus produksi masker,” ujar Oki.   

Dandim 0825 Letkol Inf Yuli Eko mengatakan, pemesanan masker ke penjahit kampung adalah pengejawantahan ketahanan ekonomi dan kesehatan negara.

“Roda ekonomi UMKM tetap berjalan. Di sisi lain, pembuatan masker ini untuk mencegah penyebaran virus corona, artinya ini mendukung ketahanan di bidang kesehatan,” kata Dandim.

Hal yang sama dilontarkan Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Arman Asmara Syarifudin.

“Di tengah pandemi, para penjahit belajar membuat masker dengan kualitas yang baik. Diajarkan membuat masker dua lapis sesuai standar aman. Masker yang mereka buat semakin baik dan lebih terjamin keamanannya,” kata Kapolresta.

Kepala Kejaksaan Negeri Banyuwangi M. Mikroj mengatakan, pelibatan UMKM membuat semakin banyak orang yang dibantu. “Proses ini menolong banyak orang, mulai ekonomi penjahit kampungnya hingga warga yang butuh masker agar terhindar dari virus,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berterima kasih kepada penjahit kampung dan UMKM yang telah bekerja keras menyelesaikan pesanan masker. 

“Kami sengaja pesan ke penjahit kampung dan UMKM, bukan ke skala industri. Kalau industri memang bisa cepat, tapi pesan ke penjahit kampung bisa sedikit membantu roda ekonomi mereka. Kalau dari segi kualitas, karya penjahit kampung tak kalah. Apalagi, mereka diberi panduan tentang standar masker kain yang aman,” ujarnya.