Terinspirasi Dari Tukang Cukur, AHY: Solidaritas Adalah Kunci Kemenangan

Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan sekelumit pemikirannya terkait dampak pandemik virus corona baru (Covid-19) terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakt.


Putra sulung Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono dalam akun Twitternya @AgusYudhoyono, memposting satu foto saat rambutnya dipangkas  tukang cukur di halaman rumahnya.

Namun yang menarik, foto tersebut dilengkapi dengan sebuah narasi yang dia tulis sebanyak beberapa paragraf, dan cukup panjang.

"Di artikel opini Koran @jawapos (2/5), saya tulis pemikiran yang terinspirasi saat Pak Agus Asgar (Asli Garut) memangkas rambut saya. Beliau cerita tentang ribuan pemangkas rambut kehilangan pelanggan. Lebih dari 2 juta pekerja informal, formal dirumahkan/di-PHK akibat wabah Covid-19," tulis AHY, dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL.

Dalam postingan yang sama, AHY lanjut menulis terkait dampak Covid-19. Di mana disebutkannya, krisis kali ini yang paling terdampak adalah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), karena tidak bisa beraktivitas seperti biasanya.

"Dalam krisis ekonomi 1997-1998, UMKM jadi jaring penyelamat para buruh dan pekerja yang dirumahkan/ di-PHK saat itu. Di sektor formal, industri pariwisata, kreatif, transportasi hingga migas juga terpukul berat," lanjut tulis AHY dalam halaman yang sama.

Kemudian, AHY masih menulis dengan membahas skenario buruk Kementerian Keuangan, yang memperkirakan ekonomi Indonesia bisa tumbuh negatif pada kuartal ke-2 2020 ini. Dibsini, AHY menyebutkan kalau Generasi Z dan generasi Y akan sangat terdampak.

"Gen. Z paling terpukul. Mereka yang baru lulus, tidak bisa kerja, yang sudah kerja, dirumahkan atau di-PHK. Gen. Y juga terpukul. Sebagian besar pendapatan tersedot pendidikan anak dan cicilan," papar AHY dalam tulisannya ini.

Ketidakpastian masa akhir penyebaran Covid-19, disebutkan AHY, juga membuat sulit memperkirakan kondisi akan kembali normal. Misalnya, di saat orang bekerja dan atau berusaha.

"Jika ini berkepanjangan, cepat atau lambat, mereka akan berhadapan dengan pilihan dilematis: berdiam di rumah tapi kelaparan atau keluar rumah dengan risiko terpapar Covid-19," lanjut tulisan AHY.

Disamping itu dalam postingan ini juga dibahas oleh AHY soal 30 ribu napi yang dibebaskan. Menurutnya kebijakan pemerintah yang ini membuat tambah rumit kondisi masyarakat.

"Mereka dilepas tanpa bantuan ekonomi. Menurut polisi, tren angka kriminalitas naik. Dalam situasi ketidakpastian, ketegangan sosial mudah terpicu," tegasnya.

Lebih lanjut, AHY melihat bahwa di saat masa krisis inilah momen untuk kembali ke nilai-nilai dasar bangsa, yakni gotong royong hingga galang solidaritas sosial bisa diperkuat dan dilakukan.

"Dalam kapasitas sebagai ketua umum partai, saya menggerakkan struktur dan sumber daya untuk membantu melalui gerakan nasional lawan corona, serta gerakan nasional peduli dan berbagi," ucap AHY.

"Kita satukan kekuatan. Ini adalah tragedi kemanusiaan. Jangan saling salahkan, justru saling lengkapi dan kuatkan. Mari kita bantu saudara-saudara kita yang terdampak. Mari kita lanjutkan perang total melawan pandemi. Solidaritas bangsa adalah kunci kemenangan kita," pungkas suami Annisa Pohan ini menambahkan.