Tidak Benar, Pelatihan Prakerja Hanya Dinikmati Segelintir Platform Digital

Sebuah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berbasis pondok pesantren di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah telah menjadi mitra dalam pelaksanaan program pelatihan kartu Prakerja.


Keterlibatan SMK Balekambang Jepara itu, menepis anggapan bahwa program kartu prakerja hanya melibatkan pemilik platform digital besar saja. Ternyata, SMK berbasis Ponpes juga bisa menyediakan konten pelatihan Prakerja.

"Tidak benar kalau pelatihan Prakerja hanya dinikmati platform digital besar. Sebagian besar justru dinikmati sama pembuat modul, konten dan lembaga pelatihan termasuk SMK berbasis Ponpes,” kata KH Miftahudin pengasuh SMK Balekambang Jepara.

Miftahudin yang juga Koordinator Perhimpunan Pengasuh SMK Ponpes itu menambahkan, SMK yang diasuhnya  memilih untuk berkerjasama dengan platform Sekolahmu. Alasannya, persyaratan lebih simpel, mau mendampingi sekolah tidak hanya membuat modul dan konten bagi guru. Tapi, juga link dengan dunia usaha dan industri.

“Kami berkepentingan dengan Kartu Prakerja. Sebab salah satu parameter keberhasilan sekolah vokasi seperti kami adalah menyalurkan para alumni ke dunia kerja dan dunia usaha,” ujarnya.

Lewat kartu Prakerja, pemerintah memberikan skill bagi alumni yang menjadi peserta, dan pihak Sekolahmu membantu kami mencarikan link dengan dunia usaha dan dunia industri.

“Jadi tidak ada monopoli dari digital platform,” tegasnya.

Sementara itu,  anggota DPR RI dari Fraksi Golkar Nusron Wahid menyatakan, bentuk kolaborasi ini merupakan energi positif di tengah berita miring tentang pelaksanaan kartu Prakerja.

“Siapa bilang Kartu Prakerja hanya dinikmati segelintir platform digital? Buktinya SMK Ponpes sekolah kejuruan dan vokasi juga bisa,” ujar Nusron seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (8/5).

Nusron menambahkan,  justru pengelola SMK atau sekolah vokasi merasa sangat terbantu dengan program ini, karena ada yang membantu kurasi sehingga lebih mendekat ke dunia industri secara lebih nyata.

“Kuncinya harus punya produk,” kata politisi yang juga  salah satu pengelola SMK Ponpes.

Dia menilai program kartu Prakerja ini merupakan program Presiden Jokowi yang dapat mengisi ruang kosong di tengah situasi pendemi Covid-19 yang memberi dampak ekonomi kepada masyarakat.

“Peserta dapat insentif uang untuk mengurangi beban hidup dan dapat skill untuk persiapan kerja atau usaha. Di tengah kesusahan ini, kita tidak boleh berhenti melatih SDM kita agar lebih produktif dan kompetitif,” ujar dia.

Nusron mengatakan, segelintir pihak yang nyinyir terhadap program ini, karena belum paham dan mempunyai tendensi negatif terhadap niat baik pemerintah.

“Kalau dituduh koruptif lewat platform digital di mana korupsinya? Platform digital itu hanya tampilan dari lembaga pelatihan dan sekolah vokasi yang menyediakan modul dan sarana pelatihan. Biaya pelatihan itu jatuh ke lembaga pelatihan," pungkasnya