Presiden Joko Widodo mengajak rakyat Indonesia untuk berdamai dengan virus corona atau Covid-19. Sikap Jokowi ini seakan mencerminkan ingin lepas dari tanggung jawab.
- Banyak Pasien Berobat Ke LN, Gerindra Jatim Minta Pemprov Evaluasi Layanan Kesehatan
- Kasus Azis Syamsuddin Berpotensi Diintervensi Kekuasaan, Natalius Pigai: KPK Harus Munculkan Delik Dagang Pengaruh
- Komunitas Peci Biru Serukan Moeldoko Pimpin Taubat Nasuha Pelaku GPK Demokrat
Hal ini disampaikan pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (10/5).
"Jokowi sudah mulai ketahuan belangnya, ingin lepas dari jeratan tanggung jawab dari corona. Ia mulai ingin menggeser opini publik bahwa corona adalah penyakit biasa," ucap Saiful.
Apalagi, jelasnya, Presiden Jokowi pernah menyampaikan sejak awal bahwa penyakit lain lebih berbahaya daripada corona.
"Ini harus kita catat bahwa ada keinginan dari presiden untuk membiarkan begitu saja wabah ini terus menjangkiti masyarakat," sambung Saiful.
Hal ini tentu akan berbahaya bila anggapan tersebut benar adanya. Sebab, pandemik yang telah menewaskan ratusan orang di Tanah Air ini tak bisa dianggap sepele. Namun tanggung jawab penanganan wabah tersebut justru tak diperlihatkan pemerintah.
"Bisa jadi pemerintah sudah tidak kuat menahan beban ini semua, kemudian ingin cuci tangan dan lepas tangan dari persoalan corona ini. Sama halnya ingin mengatakan, sudahlah biarkan saja, yang kuat tetap bertahan dan yang tidak kuat biarkan meninggal," pungkas Saiful.
- Rizal Ramli Penuhi Kriteria Sebagai Pemimpin Indonesia Tahun 2024
- Tim Tabur Kejagung Tangkap Buronan Korupsi DAK Dinas Pendidikan Lamteng
- TKN Prabowo-Gibran Temukan Dugaan Pelanggaran Pemilu di Jatim dan Jateng