Golkar Peringati Nuzulul Quran, Airlangga: Tak Selayaknya Kita Takabur Hadapi Covid-19

Pandemi Covid-19 yang merebak di seluruh penjuru dunia, sudah seharusnya menyadarkan umat muslim agar mengingat Allah yang Maha Agung. Betapa lemahnya manusia di hadapan Penciptanya.


Hal itu disampaikan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto saat membuka acara peringatan malam Nuzulul Quran yang digelar DPP Partai Golkar, Sabtu (9/5) malam.

Acara bertajuk "Hikmah Nuzulul Quran Dalam Membangun Spritualitas Bangsa di Tengah Pandemi Covid-19" itu digelar bersamaan dengan malam ke-17 Ramadhan yang merupakan malam turunnya Kitab Suci Umat Islam, Al-Quran.

"Kita dihadapkan dengan satu ciptaan-Nya saja, makhluk kecil yang dinamakan virus. Kita tak berkuasa dihadapkan dengan makhluk yang tak terlihat oleh kasat mata ini," ujar Airlangga di acara yang digelar via video conference itu.

Dalam acara yang diikuti oleh Pengurus DPP Partai Golkar hingga kader-kader Partai Golkar di seluruh Indonesia tersebut, Airlangga mengingatkan, pentingnya pengetahuan dibangun atas dasar spiritualitas keagamaan.

"Di tengah pandemik Covid-19, tentunya kita harus banyak merefleksikan diri, bahwa betapa lemahnya kita di hadapan Sang Maha Pencipta, Allah SWT," ucap Airlangga Hartarto.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini mengajak mengajak seluruh masyarakat untuk senantiasa berusaha menghindarkan diri dari penyakit ini. Yakni, dengan menjalankan anjuran pemerintah untuk bekerja, belajar dan beribadah di rumah.

"Langkah terbaik bagi kita adalah berikhtiar dan berusaha untuk memutus mata rantai Covid-19 melalui anjuran pemerintah, untuk bekerja, belajar, dan bahkan beribadah di rumah kita masing-masing," ucapnya.

Anjuran tersebut sesuai dengan anjuran agama Islam untuk mengutamakan dan menjaga keselamatan jiwa.

"Oleh karena itu tak selayaknya kita bertakabur dan sombong di hadapan Sang Pencipta, Allah SWT," demikian Airlangga Hartarto.

Acara peringatan Nuzulul Quran itu juga menghadirkan Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) M. Cholil Nafis.