Nyatakan Perang ke Gugus Tugas Jatim, Risma: Lak Wis Ngene Iki Aku Enggak Wedi Mati, Perang Iki…Perang Iki…

Wali Kota Surabaya Tri Rismahari tak akan tinggal diam atas sabotase dua mobil PCR bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dilakukan Gugus tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur (Jatim).


Hal itu disampaikan Risma usai menutup komunikasinya dengan seseorang yang diduga Ketua Gugus Tugas Kuratif Satgas Penanganan Covid-19 Jatim dr Joni Wahyuhadi.

Risma seketika itu menghampiri awak media yang sedari tadi berada dalam satu tenda di halaman balai kota Surabaya.

Dengan wajah yang masih terlihat emosi dan suaranya masih dengan nada tinggi, Risma lalu menunjukkan komunikasinya lewat aplikasi WhatsApp dengan Kepala BNPB.

Bahkan tak hanya itu, Risma mengaku bila persoalan ini tidak sepele. Ia juga telah mengkumandangkan perseteruan kendati nyawanya jadi taruhan.

"Opo-opoan iki (apa-apaan ini), coba ini, dokter Joni lagi yang nyerimpetin (gangguin). Aku itu minta sendiri, ini lihat coba WA-nya Pak Doni (Monardo). Lak wis ngene iki aku enggak wedi mati, perang iki-perang iki (Kalau sudah gini saya enggak takut mati, perang ini...perang ini...)," tegas Risma.

Sementara itu, Kadiskominfo Surabaya M. Fikser membenarkan jika Risma telah berupaya untuk mengusahakan pinjaman mobil PCR.

"Jadi yang jelas mobil itu kan diupayakan oleh Bu Risma bagaimana membangun komunikasi dengan pusat supaya bisa mendapatkan bantuan laboratorium mobile (mobile pcr), karena beberapa hari ini jumlah swab yang diajukan tidak keluar-keluar. Sedangkan, proses di bawah masih banyak," ungkapnya.

Parahnya kata Fikser, setelah mobil tersebut datang namun tak langsung bisa digunakan. Melainkan harus melalui administrasi di propinsi. Sedangkan Pemkot sendiri telah berupaya mengumpulkan warga untuk tes PCR.

"Pada saat mobil datang di hari pertama itu warga sudah mulai menunggu sejak jam 13.00 ya, tetapi mobilnya datang jam 16.00-17.00 karena harus melalui proses lagi di provinsi. Nah janjinya, besok pagi itu akan dilakukan pengambilan sample, pemeriksaan di warga," ujar Fikser.

Akibatnya kata Fikser sekitar 200 warga yang menunggu harus kecewa, karena mobil PCR yang ditunggu dari pagi ternyata dialihkan ke kabupaten lainnya oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim.

"Pada saat itu sudah disiapkan kawasan di tanah kali kedinding, warga 200 orang sudah disiapkan, tenaga medis APD lengkap sudah menunggu, pagi harinya masih ada komunikasi kalau mobil itu akan datang. Karena memang kita sangat membutuhkan, nah tapi kenapa mobil itu dialihkan ke kabupaten lain dan itu dialihkan langsung dua mobil," pungkasnya.