Sekretaris Komisi D DPRD Surabaya, Dr. Akmarawita Kadir mengatakan, meningkatnya jumlah pasien Covid-19 di Surabaya yang sembuh merupakan indikasi menurunnya virus asal Wuhan Tiongkok di Kota Pahlawan.
- Jadi Kabupaten Pertama Masuk Asessmen Level 1 di Jawa, Begini Pesan Bupati Lamongan
- Korlantas Polri Luncurkan Aplikasi Sinar, Perpanjang SIM Dari Rumah
- Pemkot Surabaya Manfaatkan Aset Eks Kelurahan Wonokromo untuk Rumah Padat Karya Wani Wangi
Hal tersebut berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya terlihat angka kumulatif hingga Senin (8/6), sebanyak 867 pasien terkonfirmasi dinyatakan sembuh, dari sebelumnya 745 pasien.
“Tapi perlu diingat, angka kesembuhan pasien berbalik lebih tinggi dari pada angka kematian akibat Covid-19,” ujar Dr. Akmarawita Kadir dikutip Kantor Berita RMOLJatim di gedung DPRD kota Surabaya, Selasa (9/6).
Ia menjelaskan, langkah massif Pemkot Surabaya setiap melakukan rapid test massal maupun swab, maka selama itu kasus Covid-19 di Surabaya selalu meningkat, sedangkan pada umumnya periode kesembuhan pasien Covid-19 itu rata-rata 2 hingga 4 bulan.
Artinya kata Dr. Akmarawita Kadir, ketika angka positif Covid-19 di Surabaya semakin banyak dan belum ada yang sembuh, hal ini karena kesembuhannya 2 hingga 4 minggu kemudian setelah dilakukan rapid test massal, sudah pasti diketahui bahwa pasien yang negatif Covid-19 juga meningkat.
“Jadi, dua minggu sebelum rapid test massal dilakukan, itu sudah ada gerbong sebelumnya pasien yang sembuh, terus berkesinambungan. Makanya, angka pasien Covid-19 sembuh terus,” paparnya.
Dr. Akmarawita Kadir kembali menambahkan, secara umum tidak pernah ada orang terpapar covid-19 langsung meninggal.
Tapi, orang yang meninggal karena Covid-19 itu karena sebelumnya memang sudah ada riwayat penyakit misalnya, diabebetes meritus, hipertensi, asma, paru-paru, saat terpapar virus corona itu rentan dengan kematian.
Saat ditanya seberapa jauh efektifitas gelaran rapid test massal, ia mengatakan, sudah efektif. Tapi Pemkot Surabaya jangan menganggap remeh soal ketersediaan ruang isolasi, kapasitas rumah sakit.
“Karena meskipun angka kesembuhan meningkat terus, namun ketersediaan ruang isolasi yang nyaman tetap tidak bisa diremehkan,” pungkasnya.
- Antisipasi Lonjakan Omicron, 400 Tempat Tidur Disiapkan di GOR Tanjung Priok
- Sosialisasi Peraturan Cukai: Meningkatkan Pemahaman dan Pemberantasan Rokok Ilegal
- Peringati Hari Lanjut Usia Nasional, Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Sejahterakan dan Lindungi Manula