Ini Tantangan Memulihkan Ekonomi di Tengah Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada perekonomian Indonesia, tetapi seluruh dunia. Pada 2020 IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global bahkan berada di angka -4,9 persen dan akan tumbuh 5,4 persen di 2021.


Demikian disampaikan analis ekonomi alumnus Australian National University, Karina Arti Endaryani dalam webinar bertajuk ‘Ekonomi Lesu, Sanggupkah UMKM Bertahan’ yang diselenggarakan Technoe Institute seperti dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (27/6).

Menurutnya, perlambatan ekonomi global ini otomatis menganggu perdagangan barang dan jasa di seluruh dunia. Sementara perekonomian Indonesia sudah mulai tertekan di triwulan pertama dengan pertumbuhan ‘hanya’ 2,97 persen.

“Biasanya krisis akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di sektor manufaktur, utamanya karena penurunan investasi, sementara sektor konsumsi tidak terdampak. Sepanjang tahun ini butuh kerja keras dan kerja bersama untuk memulihkannya,” ujar Karina.

Karena itu Karina menilai, ada beberapa tantangan bagi Indonesia untuk segera keluar dari jerat kesulitan ekonomi saat ini.

Menurutnya, ke depan permintaan domestik dan ekspor masih akan tetap lemah. Sehingga pemulihan ekonomi diperkirakan akan berjalan lambat.

“Pemulihan ekonomi ke depan akan lambat dibanding pemulihan ekonomi pada tahun-tahun sebelumnya. Jika kita ingat, Indonesia pernah terkena krisis sangat dalam tahun 97-98, sehingga ekonomi Indonesia terkonstraksi minus 13 persen. Tapi kemudian pulih dalam 2 tahun dan kembali ke level 4,9 persen,” jelasnya.

Karina membeberkan tantangan Indonesia agar ekonomi keluar dari kesulitan akibat pandemic Covid-19.

“Pertama, mencegah korban jiwa yang lebih banyak dari pandemi Covid-19. Kedua, menjaga daya beli serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” urainya.

Tantangan ketiga, lanjut Karina, menopang konsumsi, terutama tingkat konsumsi masyarakat di kelas paling bawah dan kelompok rentan.

“Adapun tantangan keempat yakni memfasilitasi relokasi tenaga kerja dari sektor-sektor yang paling terdampak krisis ke sektor yang prospek pertumbuhannya lebih baik. Ini adalah PR jangka panjang. Sebab dilihat kondisi saat ini, justru sektor-sektor yang terdampak justru sektor-sektor andalan kita,” demikian Karina.