Dua Kader PKB Gresik Berebut Rekom Untuk Maju Pilkada 2020

Perebutan rekomendasi (rekom) dari DPP PKB, untuk dijadikan sebagai tiket bagi kandidat yang bakal maju sebagai Calon Bupati (Cabup) di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gresik 2020 bakal berlangsung seru.


Pasalnya, ada dua nama kader terbaik dari DPC PKB Gresik Jawa Timur yang mendeklarasikan diri sebagai Cabup di Pilkada Gresik 2020. Yaitu, Mohammad Qosim yang saat menjabat Ketua DPC PKB sekaligus Wakil Bupati (Wabup) Gresik dan Fandi Ahmad Yani yang kini menduduki kursi Ketua DPRD Gresik.

Teka teki siapakah dari dua kader DPC PKB Gresik tersebut, yang akan memperoleh rekomendasi DPP PKB hingga kini masih buram. Karena belum kunjung diturunkan, meski pelaksanaan Pilkada Gresik yang bakal berlangsung pada Desember 2020 kian dekat.

Mohammad Qosim maupun Fandi Ahmad Yani, tampak sama-sama menunggu dan melihat kondisi (wait and see) untuk mendapatkan rekom itu. Bahkan, kedua kandidat saat ditanya awak media tentang rekom tampak saling menklaim.

"Saya belum bisa katakan sekarang, nanti kalau sudah waktunya pasti saya sampaikan kepada teman-teman wartawan, jadi sabar dulu ya," ujar Mohammad Qosim, saat menghadiri sebuah kegiatan disalah satu rumah makan di Gresik.

Hal senada juga disampaikan Sururi Juru Bicara Fandi Akhmad Yani dalam beberapa kesempatan mengaku sangat optimis dan yakin bahwa rekom DPP PKB bakal jatuh ke tangan Gus Yani (panggilan Fandi Ahmad Yani, red).

"Kami sangat yakin, Insya Allah rekom DPP PKB jatuh ke tangan Gus Yani," tuturnya.

Sementara, Sekretaris DPC PKB Gresik, Imron Rosyadi menegaskan bahwa rekom dari DPP PKB untuk Cabup-Cawabup Gresik 2020 bakal diturunkan dan diumumkan pada saat hari lahir (Harlah) PKB pada 22 Juli mendatang.

"Insya Allah rekom turun saat Harlah PKB," ucapnya, Jumat (3/7).

Untuk diketahui bahwa, Mohammad Qosim berpasangan dengan Asluchul Alif Ketua DPC Partai Gerindra Gresik mencalonkan diri sebagai Cabup dan Cawabup Gresik 2020. Sedangkan, Fandi Ahmad Yani mencalonkan diri sebagai Cabup berpasangan dengan Aminatun Habibah seorang aktivis perempuan.