Dukungan kepada rumah sakit dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tak henti-hentinya terus dilakukan.
- Peringati Hari Bidan Nasional, Gubernur Khofifah: Momentum Perkuat Sinergi Turunkan AKI dan AKB di Jatim
- Soal Denda Utang Membengkak Ratusan Juta di Koperasi, Sumiati Mengadu Nasib ke DPRD
- Kabupaten Lamongan Level 1 se-Jawa, Kadin Jatim: Semoga Pemulihan Ekonomi Bisa Cepat
Selain alat pelindung diri (APD), pemkot juga memberikan seperangkat alat rapid test untuk 23 rumah sakit rujukan maupun non rujukan di Kota Pahlawan.
Kali ini bantuan alat rapid test yang merupakan pemberian dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) beberapa waktu lalu langsung disalurkan.
Namun, khusus untuk saat ini Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta agar alat tersebut diperuntukkan khusus bagi pasien.
“Bukan untuk tenaga kesehatan (nakes), karena nanti akan saya ajukan khusus untuk tenaga medis,” kata Risma dikutip Kantor Berita RMOLJatim di sela-sela kegiatan, Sabtu (4/7).
Meski begitu, Risma juga meminta pihak rumah sakit agar mendata seluruh karyawan di rumah sakit.
Mulai dari jumlah nakes, cleaning service, bahkan sampai dengan driver.
Nah, jika nantinya alat rapid test yang diajukan sudah datang, maka para nakes ini akan melakukan tes secara mandiri di rumah sakit masing-masing.
“Saya ajukan dahulu. Jadi nanti bapak ibu yang melakukan (rapid test) mandiri. Saya kasih bahannya. Gitu ya, sepakat ya?,” kata dia di sela menyalurkan bantuan.
Tidak hanya itu, Risma juga meminta agar masing-masing rumah sakit membuat laporan penerimaan dan pengalokasian rapid test tersebut secara jelas dan rinci.
Sebab menurutnya, bantuan alat rapid test ini harus dipertanggungjawabkan dengan jelas, lantaran menyangkut uang rakyat.
Seperti misalnya melampirkan data diri pasien lengkap, foto tiap pasien yang melakukan rapid test dan kapan penerimaannya dari Pemkot Surabaya.
“Ini karena uangnya rakyat harus dipertanggungjawabkan dengan jelas. Dengan laporan jelas yang memberi pasti senang,” tuturnya.
Risma mengungkapkan 23 rumah sakit yang menerima bantuan alat rapid test itu. Di antaranya, RS Adi Husada Kapasari, RSAL Dr. Ramelan, RS Al Irsyad, RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH), RS Bhakti Rahayu, RS Brawijaya, RS Graha Medika, RSI A Yani, RSI Jemursari, RS Mata Undaan, RS MMC, RS Muji Rahayu, RS Perdana Medika.
“Kemudian RS TNI AU Sumitro, RS William Booth, RS Mata Masyarakat Jatim, RSIA Kedangsari, RSIA Nur Ummi Numbi, RS Paru Karang Tembok, RSIA Putri, RS Bunda, RSIA Kendangsari dan RS Dr Oepomo,” ungkapnya.
Di kesempatan yang sama, Kepala Isolasi Farmasi RS William Booth Surabaya, dr Maria Permatasari mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Surabaya atas kepeduliannya selama ini. Ia mengaku berkali-kali pihaknya dipanggil untuk diberikan APD.
“Sekali lagi terima kasih atas bantuan (alat) rapidnya. Ini akan digunakan sesuai instruksi Ibu Wali Kota. Mengingat persediaan ada tapi terbatas di rumah sakit kami,” pungkas Maria.
- Setiap Calon Penumpang Penerbangan Kini Wajib Pakai "PeduliLindungi"
- Busana Khas Jombang Dilaunching, Filosofi dan Sarat Nilai Sejarah
- Bamsoet Puji Maidi Tentang Kemajuan Pembangunan Kota Madiun