Pemandu Wisata Banyuwangi Dibekali Sertifikasi Uji Kompetensi

Menyongsong era new normal, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi menggelar pelatihan protokol kesehatan dan uji kompetensi bagi para pemandu wisata. Pelatihan ini diikuti 75 peserta yang tergabung dalam HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) maupun non-HPI.


Dalam pelatihan yang digelar di Pendopo Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Rabu (8/7) tersebut, selain mendapat pelatihan protokol kesehatan, peserta juga dilatih etika pramuwisata.

"Di era new normal, pariwisata tidak lagi hanya mengedepankan pelayanan yang prima, namun protokol kesehatan yang ketat juga menjadi daya tarik utama," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, M. Yanuar Bramuda.

Bramuda mengatakan, standarisasi protokol kesehatan bagi pelaku wisata merupakan salah satu hal yang sangat penting di era new normal.

"Para tour guide ini harus memiliki sertifikasi kelayakan sebagai pemandu wisata di era new normal, agar wisatawan bisa lebih tenang berwisata di Banyuwangi," jelasnya.

Ditambahkan dia, uji kompetensi  dilakukan sangat ketat terutama untuk protokol kesehatan. Pelatihan melibatkan ahli dari Dinas Kesehatan, praktisi pariwisata, asesor pariwisata, serta akademisi pariwisata.

"Ada tim dari Dinas Kesehatan yang menerangkan bagaimana seharusnya berinteraksi dengan wisatawan agar tercipta wisata aman, bersih, dan sehat. Mereka perlu tahu dan harus menerapkannya," kata Bramuda.

Salah satu peserta pelatihan dari Himpunan Provider Outbond Indonesia, Siswanto, mengatakan sertifikasi tersebut sangat penting baginya. Ini untuk memberikan jaminan kepada para wisatawan yang menggunakan jasanya.

"Dengan sertifikasi ini, kami merasa aman saat melakukan tugas sebagai tour guide. Wisatawan juga merasa nyaman karena kami telah dibekali sertifikat uji kompetensi standart protokol kesehatan," ujar Siswanto.