IDI Ingatkan Pemerintah Jangan Berharap Pada Vaksin Sinovac, Uji Klinis Fase 3 Belum Tentu Berhasil

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban, mengingatkan pemerintah agar tidak terlalu berharap kepada vaksin corona buatan Sinovac yang bakal diuji klinis di Indonesia.


Menurutnya, uji klinis fase 3 vaksin Sinovac yang dilakukan di banyak negara, termasuk di Indonesia, belum tentu berhasil dan bisa segera digunakan untuk proses penyembuhan masyarakat yang terinfeksi.

"Tentu vaksin masih jauh. Jangan terlalu berharap vaksin akan selesai akhir tahun ini," ujar Zubairi Djoerban dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (29/7).

Lebih lanjut, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini mengatakan, uji klinis fase 3 memang tahap akhir dari pembuktian suatu vaksin. Tapi bukan berarti sudah bisa dijustifikasi akan berhasil.

"Vaksin itu kenapa uji klinis? Karena belum tentu berhasil. Jadi masih bisa gagal. Fase tiga itu untuk mencapai apakah berhasil atau tidak. Karenanya fase tiga dikerjakan di beberapa negara. Lebih banyak negara yang berhasil, baru nanti bisa dipasarkan," terangnya.

Bahkan, berdasarkan pengalamannya meneliti virus HIV/AIDS di banyak negara, Zubairi Djoerban menemukan banyak kegagalan uji klinis vaksin pada saat tahap ketiga. Karenanya ia belum yakin vaksin Covid-19 bisa mencapai titik kulminasinya sebagai obat.

"Seperti juga HIV/AIDS. Sudah bertahun-tahun ketemu vaksin ini vaksin itu, eh ternyata gagal dan sampai sekarang enggak berhasil," ungkapnya.

"Itulah kenapa saya bilang jangan terlalu optimis. Karena data-data mengenai vaksin ini belum bisa memberi keyakinan kita bahwa fase tiga pasti berhasil, itu konsep yang keliru. Fase tiga bisa berhasil bisa tidak, itu saya kira message yang penting," demikian Zubairi Djoerban.