Tangani Covid-19, Pemkab Banyuwangi Dirikan Mini Hospital di Ponpes

Mini hospital di Banyuwangi/dok hms
Mini hospital di Banyuwangi/dok hms

Langkah penanganan pada kasus konfirmasi Covid-19 yang terjadi di salah satu pondok pesantren di Banyuwangi dilakukan secara sinergis. Langkah tersebut dilakukan sinergis bersama Kementerian Kesehatan, Pemprov Jatim, Pemkab Banyuwangi, dan jajaran TNI serta kepolisian.


Pemkab Banyuwangi mendirikan mini hospital di lokasi pondok pesantren tersebut. Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr. Widji Lestariono mengatakan rumah sakit mini ini dilengkapi sarana pemeriksaan lengkap untuk menunjang proses pemeriksaan kesehatan santri.

Rumah sakit mini tersebut sudah beroperasi sejak Selasa  Rumah sakit mini ini, menjadi tempat untuk memeriksa para santri yang mengalami gejala covid-19. Seperti batuk, pilek, demam, hingga kehilangan kepekaan indera penciuman dan perasa.

“Sudah mulai dioperasikan sejak Selasa (25/8/2020), santri yang kurang sehat diperiksa di sini untuk menentukan penanganan lebih lanjut,” kata Rio, sapaan akrabnya.

Satu unit mini hospital itu berisikan sejumlah bed, sarana pemeriksaan hingga tabung oksigen. Sementara untuk petugas ada 10 tenaga kesehatan, yang dibagi menjadi 2 sift. "Masing-masing bekerja 5 jam. Tidak 24 jam," tambah pria yang biasa dipanggil Rio ini.

Dijelaskan dr. Rio, mini hospital ini dilengkapi berbagai peralatan dan sarana pemeriksaan lengkap, hingga tim medis yang siaga setiap hari. Tim kesehatan dari sejumlah Puskesmas yang lokasinya dekat dengan ponpes itu juga telah dijadwalkan  secara bergantian untuk berjaga di mini hospital.

“Setiap hari ada dokter dan perawat yang berjaga di sana. Tentu dengan mengunakan alat pelindung diri (APD) untuk menjaga keselamatan mereka,” ujar dr. Rio.

Selain mendirikan rumah sakit mini, kata Rio, tim BPBD juga telah mengirimkan 30 bed ke lokasi. Jumlah ini bisa ditambah jika memang diperlukan.

“Ini sebagai langkah antisipatif kita seandainya ada penambahan kasus lagi. Sehingga ruang isolasi yang ada sekarang tidak kepenuhan. Namun kami berharap ini tidak terjadi, karena semua santri sehat dan bebas covid-19,” tegasnya.

Penanganan simultan yang dilakukan gugus tugas mendapat dukungan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI). IDI telah melakukan koordinasi dengan Komandan Kodim 0825 Banyuwangi Letkol (Inf) Yuli Eko Purwanto serta Polresta Banyuwangi untuk melakukan pendataan para santri pondok pesantren tersebut yang sedang pulang ke rumahnya.

Ketua IDI Banyuwangi, dr. Yos Hermawan menjelaskan, Babinsa, Bhahinkamtibmas, bersama petugas puskesmas akan terjun langsung mendata santri asal ponpes tersebut yang sedang pulang ke rumah; untuk kemudian ditentukan langkah selanjutnya.

“Ini perlu kita tangani dengan segera,” pungkas Yos.

Selama ini Dinkes telah menurunkan 5 tim untuk penanganan kasus tersebut. Yakni, tim pemeriksaan, tim tracing, tim swab, tim trauma healing, dan tim disinfeksi. Pemeriksaan, tracing, taruma healing, dan disinfeksi dilakukan setiap hari. Sedangkan swab dua hari sekali.

“Sudah ratusan santri yang kita uji swab. Tracing terus kita kembangkan agar penyebaran covid-19 bisa kita kendalikan,” tutupnya.