Berpolitik Di Ngawi Jangan Setengah Kopling

Pilkada Ngawi 2020 bisa menjadikan catatan unik alias menggelitik kuping khususnya bagi para penggiat politik. KPU Ngawi sudah menetapkan pada pemungutan suara 9 Desember nanti hanya satu paslon kontra kolom kosong.


Bagi pemerhati politik laju demokrasi di daerah yang kerap dikatakan etalasenya Jawa Timur dari barat tersebut bisa dikatakan cukup dinamis. Ibarat bergerak sekali besutan keberadaan partai politik (parpol) pun satu suara. Terbukti semua parpol peraih kursi di DPRD Ngawi hasil Pemilu 2019 lalu semua seirama mengusung paslon Ony Anwar - Dwi Rianto Jatmiko alias Antok. 

"Kultur politik di Ngawi ini cukup apik meski kerap kali dikatakan mesinnya politik partai yang ada sudah mulai lembek. Tentu yang menjadi pertanyaan adalah ada apa dengan semua itu. Semua butuh proses dan itu bisa dibuktikan dan dimanfaatkan oleh pelaku politik itu sendiri. Makanya kalau ingin terjun di politik Ngawi jangan setengah kopling ibaratnya demikian," terang Fadil Ahmad salah satu warga Ngawi, Rabu, (30/9).

Jelasnya, Ony - Antok dengan akronim OK sejak awal di tahapan Pilkada sudah tampil elegan. Kedua tokoh muda tersebut memahami kendaraan politik seperti apa yang akan digerakan. Apalagi dalam perebutan kursi Bupati dan Wakil Bupati Ngawi untuk paslon OK bisa membuktikan diri nyaris tanpa aral rintangan. Sedangkan si peminat kursi kepala daerah lainya hanya menebar halusinasinya. 

"Paslon OK ini keberadaanya bisa menjadi kajian bagi pihak lain yang menginginkan kursi bupati. Tidak cukup koar-koar dengan membentuk barisan atau menyebar gambar tetapi sangat dibutuhkan komunikasi politik dengan partai. Dan paslon OK ini sangat paham tentang itu," jelasnya.

Fadil meneruskan, jika menginginkan kursi kepala daerah di Ngawi harus memetakan kekuatan politik dulu. Jangan serba instant alias mendadak dan lebih-lebih hanya bermodalkan lobi sana sini. Apapun itu ungkapnya, sangat ditentukan oleh kehadiran parpol sesuai regulasi yang diatur oleh KPU. Kalau mengharap tanpa kendaraan parpol tentunya melalui jalur perseorangan. Semuanya sudah digelar secara terbuka oleh lembaga pemilu tersebut. 

"Jika ingin menjadi salah satu kontestan pada pemilihan kepala daerah nantinya. Mulai sekarang harus mempersiapkan diri. Jangan ada lagi tontonan politik seperti tahun 2020. Ketika pendaftaran dibuka oleh KPU ya daftar baik dari perseorangan demikian juga diusung oleh parpol," urai Fadil. 

Hanya saja ia menilai Pilkada Ngawi 2020 tidak lain ujian bagi parpol. Sejauh mana menggerakan mesin politiknya di akar rumput. Justru dengan hadirnya kolom kosong lebih kreatif lagi membuat terobosan politik bagi parpol. Sebaliknya keberadaan parpol jangan jumawa di tahun politik saat ini meski lawanya kolom kosong. Dan perlu diingat lagi adalah keberadaan kolom kosong bisa memungkinkan sebagai rumah singgah bagi mereka yang dikecewakan secara politik. 

"Misalkan begini seandainya kolom kosong mendapat 20 persen saja itu sudah pukulan telak parpol pengusung OK. Makanya Pilkada Ngawi saat ini tidak lain ajang dari pembuktian kepercayaan rakyat terhadap parpol. Sebaliknya keberadaan parpol masih dipercaya atau tidak," pungkasnya.