Hari ini, Presiden Jokowi Siap Divaksin Covid-19

Presiden Joko Widodo/Repro
Presiden Joko Widodo/Repro

Di tengah penolakan vaksinasi Covid-19 yang disampaikan anggota Fraksi PDI Perjuangan Ribka Tjiptaning dalam rapat Komisi IX DPR RI kemarin (Selasa, 12/1), Presiden Joko Widodo tetap akan menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19 pada hari ini (Rabu, 13/1).


Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono menjelaskan, semua hal telah dipersiapkan pihaknya untuk proses vaksinasi Kepala Negara.

"(Vaksinasi Presiden Jokowi) di Istana Merdeka. Pagi jam 10. Nanti ada live streaming," ujar Heru saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (13/1).

Terkait dengan tim dokter yang akan menyuntikkan vaksin kepada Jokowi, Heru menuturkan itu akan dilakukan oleh dokter Kepresidenan dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.

"Dari dokter kepresidenan," sambungnya dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL.

Lebih lanjut, Heru menjelaskan persiapan yang dilakukan Jokowi menjelang vaksinasi nanti. Tapi katanya, tidak ada persiapan khusus. Namun, akan dipastikan kondisi tubuh mantan Wali Kota Solo itu dalam keadaan bugar.

"Semua yang divaksin cukup tidur dan di sarankan sarapan lebih dahulu," demikian Heru Budi Hartono.

Penyuntikkan vaksin terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini adalah tahap pertama, yang juga akan dilakukan para menteri kabinet Indonesia Maju dan diberikan kepada Tenaga Kesehatan serta TNI-Polri.

Jokowi memutuskan menjadi orang pertama yang divaksin dengan satu alasan. Yaitu, ingin meyakinkan masyarakat vaksin yang digunakan Indonesia aman, karena sudah melalui uji klinis dan mendapat izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA).

Adapun vaksin yang akan digunakan untuk penyuntikkan tahap pertama ini berasal dari perusahaan farmasi asal China, yaitu Sinovac.

Kini, jumlah vaksin Sinovac dalam bentuk jadi yang sudah dimiliki pemerintah ada sebanyak 3 juta dosis. Sedangkan, yang dalam bentuk bahan baku (bulk) ada 15 juta.

Adapun anggota DPR RI dari PDIP Ribja Tjiptaning dalam rapat dengar pendapat dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kemarin mempertanyakan keputusan pemerintah melakukan vaksinasi di saat belum ada jaminan bahwa vaksin tersebut benar-benar aman.

Ribka mengatakan, dirinya lebih baik membayar denda daripada disuntik vaksin Covid-19.

"Kalau perlu jual mobil," ujarnya.

Ribka juga mempertanyakan kebijakan pemerintah menggratiskan vaksin Covid-19. Menurutnya masih belum jelas vaksin dengan harga berapa yang akan digratiskan itu.

Lebih jauh dia menggugat praktik bisnis yang mengiringi pandemi Covid-19. Tidak ada patokan harga yang jelas untuk berbagai tes yang dilakukan berbagai instansi.