Melonjak, RS di Kabupaten Kediri Kewalahan Tangani Pasien Covid 19

Foto/RMOLJatim
Foto/RMOLJatim

Melonjaknya pasien Covid-19 di Kabupaten Kediri membuat ruang isolasi di Rumah Sakit Kabupaten Kediri (RSKK) nyaris penuh karena pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di RSKK terus meningkat.


Hal itu disampaikan Direktur Rumah Sakit Kabupaten Kediri (RSKK), Dr. dr. Ibnu Gunawan, M. Kes.

Selama berfungsi sebagai rumah sakit rujukan pasien Covid-19, sudah dua kali  RSKK mengalami penuhnya keterisian ruang isolasi. Bahkan terpaksa harus menghentikan pelayanan untuk pasien baru selama 9 jam untuk mengatur perpindahan pasien yang sudah ada di dalam. 

dr. Ibnu Gunawan menjelaskan, awalnya, sekitar bulan Maret - April 2020 lalu, RSKK menyediakan 35 tempat tidur. Tetapi kemudian terbit instruksi Kementerian Kesehatan, di mana Rumah sakit harus menyediakan minimal 30% dari kapasitas tempat tidurnya untuk pasien Covid-19. Sehingga, RSKK menambah tempat tidur untuk pasien Covid-19 sekitar 80 sampai 90 tempat tidur. 

"Kami sebelumnya sudah menyediakan 35 tempat tidur. Namun, karena ada instruksi dari kementrian kesehatan, bahwarumah sakit harus menyediakan minimal 30% dari kapasitas tempat tidur covid 19, maka kita tambah sekitar 80 hingga 90 tempat tidur", Kata dr Ibnu kepada Kantor Berita RMOLJatim, Jumat (15/1). 

Rumah Sakit Kabupaten Kediri juga sudah menyiapkan tenaga kesehatan yang memadai untuk penanganan pasien Covid-19. Meskipun, diakui dr. Ibnu Gunawan, selama masa pandemi, berlaku manajemen SDM khusus. 

Misalnya, terkait pembagian shift tugas tenaga kesehatan, dan penyediaan tempat dan waktu istirahat yang memadai. Karena mereka harus bekerja ekstra. Selain itu, banyak nakes yang memilih tidak pulang karena khawatir keluarganya terpapar Covid-19.

"Banyak tenaga kesehatan kami, yang memilih untuk tidak pulang kerumah, karena takut keluarganya terpapar covid 19", jelasnya. 

Sementara itu, hal yang sama juga diutarakan Direktur Rumas Sakit HVA Toeloengredjo Pare Kediri, dr. Anna Rahmawati, bahwa penyebab lonjakan jumlah pasien Covid-19 tersebut, karena banyak masyarakat yang abai terhadap protokol kesehatan saat ini. 

Libur panjang pada akhir Oktober 2020 dan libur Natal serta Tahun Baru 2021 dijadikan sarana masyarakat bepergian ke wilayah yang masih menjadi episentrum pandemi.

"Lonjakan ini terjadi, karena libur Natal dan Tahun baru, yang masih banyak masyarakat bepergian ke tempat yang masih menjadi episentrum pandemi", terangnya. 

Terkait masih antrinya pasien Covid-19 di ruang IGD RS HVA, dr. Anna Rahmawati menjelaskan, pihak rumah sakit menyampaikan kepada keluarga pasien dengan baik agar mereka bisa memahami kondisi saat ini. Pelayanan kepada masyarakat lainnya yang tidak termasuk pasien Covid-19, juga tetap harus dilayani dengan baik.