Back to Boring Presidency

  Joe Biden dan Kamala Harris/The Guardian
Joe Biden dan Kamala Harris/The Guardian

SETIAP hari, selama empat tahun, masyarakat Amerika Serikat, bahkan dunia, dibombardir dengan berbagai pernyataan yang mengejutkan dari Presiden Donald Trump melalui akun Twitternya. Kebijakan pun bisa berubah setiap waktu secara drastis. 

Kawan dan lawan pun terkejut-kejut. Yang senang adalah para wartawan, karena hampir setiap hari ada berita besar, bahkan headlines, breaking news, yang bisa diberitakan. Satu-satunya yang predictable dari Trump ketika berpidato adalah soal memuji dirinya dan pemerintahannya.

Melihat pidato pertama Presiden Biden pada saat pelantikan, tampaknya kita akan kembali ke era predictable Presidency. Biden mengajak masyarakat Amerika untuk moving forward dan bersatu kembali. 

Biden menyampaikan akan menjadi presiden bagi seluruh rakyat AS. Dia juga meyakinkan sekutu Amerika, bahkan dunia, untuk kembali ke multilateralisme.

Ini semua khas dan standar bagi pidato presiden. Old style, namun tetap berwibawa. Jangan harap ada pernyataan luar biasa, apalagi menunggu cuitan dari Biden yang mengguncang. 

It's boring, mungkin bagi banyak orang. Tapi memang itu yang dibutuhkan oleh masyarakat Amerika, bahkan dunia, dari Presiden AS.

Amerika yang stabil, dengan kebijakan yang predictable, membuat Amerika dan dunia juga lebih tenang. Konflik kepentingan, terutama dengan Cina, mungkin saja tetap berlangsung tetapi dengan retorika yang lebih halus dan pragmatis.

Ini tidak berarti keterbelahan masyarakat Amerika akan langsung selesai dengan naiknya Biden. Masih perlu waktu lama untuk proses penyembuhan. Tapi model kepemimpinan yang merangkul, berada di tengah, dengan retorika yang sejuk akan sangat membantu.

It's boring and predictable. Tapi sekarang, boring is good.

Penulis adalah Sekretaris Majelis Partai Demokrat.