Tuai Prestasi di Tengah Pandemi, Pianis Muda Asal Surabaya Raih Juara Dunia 2020

Elizabeth Michelle Heryawan/RMOLJatim
Elizabeth Michelle Heryawan/RMOLJatim

Pandemi Covid-19 memang belum usai, tapi, hal ini tak menyurutkan pianis muda asal Surabaya untuk terus menuai prestasi.


Elizabeth Michelle Heryawan, dia  meraih juara pertama Charleston Internasional Music Competition di Amerika Serikat dan Tomplay Special Prize London Young Musician Internasional di Inggris dalam kategori Master.

“Saya bersyukur selama tahun 2020 kembali bisa meraih berbagai kompetisi dunia, dan sekarang juga menunggu hasil kompetisi di tahun 2021,” kata Michelle dikutip Kantor Berita RMOLJatim, minggu (24/1).

Pencapaian Michelle dalam kompetisi Charleston Internasional Music Competition di Amerika Serikat dan Tomplay Special Prize London Young Musician Internasional di Inggris dalam kategori Master. Gadis berusia 19 tahun itu mengikuti kedua audisi  secara online. 

“ Kompetisi tersebut sangat bergengsi, dan selalu diikuti oleh para pianis muda di dunia, dan saya bersyukur bisa meraih juara, menyisihkan pianis Amerika Serikat yang meraih juara dua dan tiga,” jelasnya.

Sistem pemberian nilai oleh para juri dalam dua kompetisi dunia tersebut sangat ketat. 

Para peserta kompetisi harus menunggu selama dua bulan, sedangkan untuk kompetisi Tomplay Special Prize London Young Musician Internasional di Inggris harus juga mendapat subscribe dari berbagai masyarakat dunia. 

“ Saya mengikuti kompetisi tersebut pada bulan Oktober 2020, dan hasilnya baru diketahui apad akhir tahun 2020,” ujarnya.

Bakat menjadi seorang pianis telah dimiliki Elizabeth Michelle Heryawan sejak usianya masih dini. Belajar dan terus belajar, usaha itu pun kemudian menghasilkan sederet prestasi.

Pencapaian itu membanggakan tidak hanya bagi Michelle. Orangtua, guru, sekolah hingga pemerintah menaruh kagum atas bakat yang melekat pada jari-jarinya memainkan piano.  

Di usianya yang masih belia, dia telah melalui berulang kali keberhasilan dengan usaha yang tentu tidak sederhana, dia juga harus bersaing dengan para pianis dari berbagai negara eropa  maupun Amerika. 

“Sejak masih TK (Taman Kanak-kanak) sudah senang main piano, tapi masih dianggap main-main. Suka piano itu karena bentuk dan suaranyanya unik,” ungkap Michelle

Indra Heryawan, orangtua Michelle, mengakui bakat yang dimiliki anaknya tumbuh secara alami melalui hobi dan usahanya untuk serius berlatih. Meski dirinya mengaku sempat bisa bermain piano, namun itu hanya sekadar bisa. “

Tidak ada keturunan. Saya tahu ya hanya tahu,” kata Indra.

Sebagai orangtua, Indra mengaku hanya bisa mendukung bakat anak-anak hingga mencapai level tertinggi.

Sebelumnya Elizabeth pernah berhasil memecahkan rekor dunia versi Record Holders Republic (RHR) sebagai pianis termuda peraih Fellowship of The London College of Music (FLCM) dari University of West London, Inggris dan berbagai prestasi serta rekor lain. 

Gelar FLCM Michelle merupakan gelar tertinggi setara magister (S2) dalam bidang musik piano. Selain termuda di dunia, dia juga merupakan satu-satunya lulusan pertama University of West London dari Indonesia.