Jeritan Hati Mbah Kasmilah Tercoret dari Data Penerima BPNT

mbah kasmillah
mbah kasmillah

Kesedihan mendalam dirasakan oleh Kasmilah (86), salah  seorang warga miskin yang namanya dicoret dari daftar Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).


Mbah Kasmilah Warga Desa Sumberjo Kecamatan Widang Kabupaten Tuban Jawa Timur menangis tersedu, karena Kartu keluaga Sejatera (KKS) miliknya tak lagi bisa untuk menebus bantuan pangan non tunai (BPNT), seperti yang didapatkan pada bulan sebelumnya. Padahal, bantuan itu sangat penting ntuk menyambung hidup di usia senja.

Ia  bersimpuh dan terus meneteskan air mata, dengan baju dan kebaya kusut yang menenpel di tubuhnya. Nampak kesedihan mbah Kamsilah tercermin di wajahnya.

Dengan mata berkaca kaca  sambil menenteng Kartu keluarga sejahtera ( KKS) warna merah putih bergambar garuda di depan e -Warung, agen tempat penyaluran Bantuan Pangan non tunai (BPNT). Mbah Kasmilah tak kunjung pulang kerumah karena sedih.

Dalam pantauan di lapangan Jurnalis Kantor Berita RMOLJatim, data tersebut dinilai  amburadul hingga  berdampak kepada keluarga miskin yang tidak menerima program  bansos yang dicanangkan presiden Jokowi melalui kemensos RI.

"Ya terus makan apa aku kalau saya tidak mendapatkan  beras. Saya hidup numpang di rumah keponakan (Patemi) tetapi makan cari  sendiri," kata mbah Kasmilah kepada Kantor Berita RMOLJatim saat di jumpai di tempat tinggalnya, Tuban, Rabu (27/1).

Mbah Kasmilah mengaku  tidak memiliki Sawah atau kebun. Saat badannya sehat ia masih bisa mengais rezeki  membuat kerajinan anyaman tikar tradisional dari daun bahan pandan, untuk di jual kepada tetangga yang mau membeli.

Namun sekarang sudah berhenti karena barusan sembuh dari sakitnya dan lagian sekarang  jarang yang  membutuhkanya.

"Lanjutnya, uripku nuk  ndonyo ora duwe opo opo mung duwe dongo karo  banyu moto sing isek ono. (dalam hidupnya tidak memiliki harta benda apa apa hanya doa dan air mata yang tersisa)," keluh buyut Kasmilah kelahiran 1935 yang usianya hampir satu abat.

Mbah Kasmilah berharap agar dirinya bisa mendapatkan BPNT lagi seperti pada bulan bulan sebelumnya, karena bantuan itu satu satunya untuk menyambung hidup.

Sementara Sumarso salah seorang  tetangga  mengatakan,  mbah Kasmilah itu hidup sendiri.

"Dia tidak punya anak dan lama menopang hidup tinggal bersama keponakanya ( Patemi) yang keseharianya mencari nafkah jadi buruh tani di kampungnya." Kata sumarso

Terpisah, Suwito Plt camat Widang, Tuban ketika dikonfirmasi mengatakan, sudah dilakukan proses perbaikan data DTKS dan BST.

"Secara rutin atas dasar surat edaran Sekda Pemkab Tuban, yang sudah di tindak lanjuti sampai  ke Pemerintah Desa sekecamatan  untuk Perbaikan data." tegas Camat widang.