Investasi Di Jatim 2020 Meningkat Tajam, Anwar Sadad: Ini Prestasi Besar Tapi Seperti Anomali

Wakil ketua DPRD Jawa Timur, Anwar Sadad/Net
Wakil ketua DPRD Jawa Timur, Anwar Sadad/Net

Wakil ketua DPRD Jawa Timur, Anwar Sadad mengapresiasi peningkatan investasi di Jatim yang cukup tajam pada tahun 2020. Kenaikan tersebut merupakan prestasi yang luar biasa karena pada saat yang sama terjadi pandemi covid 19.


"Saya mengapresiasi kinerja penanaman modal Jatim sepanjang tahun 2020. Patut diacungi jempol. Peningkatannya boleh dibilang luar bisa. Jika dibandingkan dengan kinerja penanaman modal tahun 2019," kata Anwar Sadad,  Kamis (28/1).

Sekadar diketahui, realisasi investasi di Jatim pada tahun 2019 sebesar 58,45 triliun, terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)  45,45 triliun dan Penanaan Modal Asing (PMA) sebesar 13 triliun. Angka itu mengalami kenaikan cukup tinggi karena pada tahun 2020 mencapai 78,3 triliun terdiri dari PMDN 55,7 triliun PMA 22,6 triliun.

"Ini adalah prestasi besar," tambah Plt Ketua DPD Gerindra Jatim itu.

Sadad mengatakan, bahkan pada sisi kinerja PMDK, Jatim juara, dibandingan provinsi lain.

"Total peningkatan kinerja investasi Jatim mencapai 33,8 persen dibandingkan dengan kinerja tahun lalu," jelasnya.

Tetapi,  Sadad menyangkan karena kenaikan jumlah investasi itu tidak berdampak pada penurunan angka pengangguran di Jatim. Disamping itu, kenaikan investasi juga tidak mendongkrak pertumbuhan ekonomi Jatim yang tetap jeblok.

"Hanya saja ini seperti anomali. Capaian kinerja penanaman modal yang prestisius itu tak berdampak pada penurunan pengangguran dan pertumbuhan ekonomi," tambahnya.

Menurut catatan BPS Jatim, sampai Agustus 2020 pengangguran bertambah 466,02 ribu orang. Sedangkan perekonomian Jatim, setelah sempat tumbuh pada triwulan I, pada masa pandemi covid 19 di triwulan II dan III mengalami kontraksi 5,9 persen dan 3,75 persen. 

"Secara q-to-q atau m-to-m perekonomian Jatim mengalami kemajuan sedikit demi sedikit. Meskipun demikian, di triwulan IV, BI memprediksi pertubuhan ekonomi Jatim 0 persen," jelasnya.

Sadad lalu membandingkan kinerja investasi Jatim pada tahun 2018 lalu  hanya 51,2 triliun. Dengan kinerja investasi yang tak terlalu moncer, perekonomian tumbuh 5,5 persen, tingkat pengangguran terbuka 3,83 persen, sebagaimana data yang dirilis BPS pada Februari 2019. 

"Pengangguran bertambah 17 ribu, tetapi jumlah penduduk yang bekerja bertambah lebih dari setengah juta penduduk Jatim, atau 567 ribu orang. Nah, berdasarkan fakta-fakta itu saya merasa perlu mendesak Gubernur bersama tim ekonominya untuk mengkaji anomali tersebut," ungkapnya.

"Saya kuatir salah satu penyebabnya tenaga kerja kita sudah tergantikan oleh mesin. Mungkin pula revolusi industri 4.0 tiba lebih cepat. Who knows? Saya berharap Jatim tetap menjadi leader pertumbuhan ekonomi nasional. Saya yakin dengan kemampuan dan pengalaman Gubernur, pasti sanggung langkah-langkah cepat dan tepat," pungkasnya.