Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban mengungkapkan sistem imun terbentuk dari vaksin Covid-19 membutuhkan waktu untuk bisa memberikan manfaat kepada penerimanya.
- JMSI dan SiberMu Tandatangani MoU Dukung Pendidikan Jarak Jauh
- 9 Tokoh Raih Penghargaan JMSI: Anies Baswedan, Erick Thohir hingga Tommy Winata
- Fokus Penurunan Stunting, Pemkab Bondowoso Berdayakan Pokmas dengan Gandeng Media
"Perlu waktu sekitar satu bulan atau dua minggu setelah vaksinasi kedua. Jadi kalau ada yang positif (setelah divaksin) itu sama skelai belum ada daya proteksi dari vaskin yang disuntikkan," jelas Zubairi kata Zubairi dalam Webinar Serie 'Bersatu Melawan Covid-19' dalam rangkaian acara perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) ke-1 dan Hari Pers Nasional (HPN) 2021, yang diselenggarakan virtual, Senin (8/2).
Maka dari itu, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini menegaskan, langkah pencegahan paling efekif untuk menghindari penularan Covid-19 adalah perubhan perilaku masyarakat.
Perubahan perilaku yang dimaksud Zubairi Djoerban adalah memperkuat kesadaran masyarakat untuk displin protokol kesehtaan 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Hal ini sangat penting menurut Zubairi Djoerban, terutama bagi masyarakat yang rentan tertular dan memberikan dampak serius. Mereka di antaranya masyarakat lanjut usia (lansia) dan memiliki penyakit bawaan atau komorbid.
"Orang darah tinggi itu kalau terkena Covid akan buruk, bisa lebih cepat masuk ICU dan bisa meninggal. Kalau tekanan darah tingginya bisa terkontrol itu bisa masuk OTG (Orang Tanpa Gejala). Jadi kalau ada yang komrobid harus hati-hati, dipantau dengan baik," demikian Zubairi.
- Tekan Angka DBD Di Jatim, Benjamin Kristianto Minta Pemerintah Gencarkan Vaksin
- Penderita DBD di Jatim Meningkat, Khofifah Ajak Warga Lakukan 3M Plus dan Vaksinasi
- JMSI dan SiberMu Tandatangani MoU Dukung Pendidikan Jarak Jauh