Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, lembaga pers perlu melakukan renovasi dalam pengelolaan produk informasinya. Demikian disampaikan pengamat Komunikasi Universitas Airlangga Surabaya, Suko Widodo.
- Dongkrak Peluang Baru Pengguna Smartphone, Smartfren Bundling Xiomi
- Huawei Dukung Program XL Future Leaders, Berikan Pelatihan IoT Kepada Mahasiswa
- Indosat Hadirkan Paket Haji untuk Terus Terhubung dengan Keluarga Saat Beribadah
"Pers yang adaptif bakal tetap eksis. Karena pers sejatinya adalah kebutuhan pokok manusia berkehidupan. Jadi, pers harus segera mereposisi tugas jurnalismenya," kata Suko kepada Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (8/2).
Disrupsi digital atau lompatan digital ke cara-cara baru, lanjut Suko, akan berdampak besar dalam industri media. Oleh sebab itu, jika sebuah media berharap tetap eksis, maka institusi media massa harus merenovasi diri dan sekaligus mereposisi konsep berita yang diproduksinya.
Pada masa kini, menurut Suko, modal utama pers bukanlah uang. Melainkan ide-ide kreatif dan SDM yang berkualitas.
"Dan jangan lupa, memanfaatkan riset audience juga penting demi untuk mengetahui apa-apa yang dibutuhkan publik dari sebua media khususnya di era digital," tutup Suko.
- Pengguna Aktif Spotify Lampaui Ekspektasi, Tembus 600 Juta
- Ubah Sampah Jadi Bahan Bakar Alternatif, Ini Langkah DLH, SBI dan Unilever
- Smartfren Bagikan Kartu Perdana Gratis ke Dua Sekolah di Surabaya